jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 1.130 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 10 Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dengan kompetensi keahlian atau program studi tata busana siap mengembangkan industri modest fashion.
Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia tahun 2024.
BACA JUGA: Batik Trusmi Perkuat Pariwisata Cirebon
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) juga mendukung kemitraan antara DUDI dan satuan pendidikan vokasi (SPV) melalui penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara SMK dengan BT Batik Trusmi.
Kemitraan ini disambut baik oleh Direktur SMK Kemendikbduristek Wardani Sugiyanto sebagai upaya memperkuat kemitraan antara SPV degan DUDI.
BACA JUGA: JMFW 2024 Jadi Ajang Pembuktian Anak-Anak Vokasi di Industri FesyenÂ
“Kerja sama ini harus saling menguntungkan. Kami sangat berharap produk-produk kreatif dari anak-anak SMK ini bisa disalurkan atau diberikan jalan di arah mana perdagangan ini bisa kami putar, peluang mana yang bisa kami tangkap, " tutur Wardani, Minggu (17/3).
Lima SMK yang menandatangani PKS dengan BT Batik Trusmi, yaitu SMKN 30 Jakarta, SMKN 32 Jakarta, SMKN 2 Cirebon, SMK Yami Waled Cirebon, dan SMK Bina Cendekia Cirebon.
BACA JUGA: Bekasi City Fashion Movement Dorong Kemajuan Industri Fesyen
Bagi Batik Trusmi, adanya kemitraan dengan SMK menjadi sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis, terutama dalam merekrut SDM tata busana yang terampil dan kompeten.
CEO dan Founder BT Batik Trusmi, Sally Giovanny menjelaskan, kolaborasi dengan pendidikan vokasi, khususnya SMK ini dijembatani Kemendikbudristek dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Ini seperti gayung bersambut. Kami di industri fesyen, khususnya kriya memang industri yang padat karya sehingga membutuhkan banyak kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, " ungkap Sally.
Dia menambahkan anak-anak SMK sudah tidak sabar untuk ikut fashion show. Nanti kainnya dari batik Trusmi, lalu dikaryakan siswa SMK.
BT Batik Trusmi yang terus didampingi Dit. Mitras DUDI, Dit. Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag sebelumnya telah melaksanakan audiensi kepada kelima SMK yang memiliki kompetensi keahlian Tata Busana.
Dua di antaranya SMK di wilayah Jakarta pada 5 Februari 2024, dan 8 Maret 2024. Dilanjutkan ketiga SMK di wilayah Cirebon Jawa Barat, di mana menjadi kekhasan batik Trusmi. Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Sally Giovanny.
Dia mengaku tertarik bermitra dengan satuan pendidikan vokasi guna memenuhi kebutuhan SDM, sehingga membuka kesempatan kepada satuan pendidikan vokasi untuk turut serta dalam program-program yang dijalankan BT Batik Trusmi.
Kemendag sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam kolaborasi BT Batik Trusmi dan SMK berharap dampak dari kemitraan yang terjalin mampu memperluas pasar batik trusmi hingga mancanegara.
Dalam dua tahun terakhir, Kemendag bersama Kemendikbudristek juga mendorong keterlibatan satuan pendidikan vokasi dalam ekosistem perdagangan melalui ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).
“Batik trusmi sebagai salah satu brand fashion tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri,” ujar Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Merry Maryati.
SMKN 30 Jakarta sebagai salah satu sekolah yang turut melakukan penandatanganan PKS dengan BT Batik Trusmi optimistis mampu meningkatkan keterserapan para peserta didik tata busana di sekolahnya.
Koordinator Tim Kerja Bidang Kemitraan Dit. Mitras DUDI Yoggi Herdani berharap ini tidak berhenti di sini, tetapi akan ada PKS-PKS lanjutan.
"Semoga kolaborasi ini bisa menciptakan ekosistem kemitraan sebagai rantai pasok yang solid dan berkelanjutan, di mana kerja sama ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi semua pihak,” tutup Yoggi Herdani. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad