Didukung Muhammadiyah, Agus Irawan Optimistis Boyolali Bakal Lebih Maju dan Harmonis

Minggu, 08 September 2024 – 09:48 WIB
Pasangan bakal calon Bupati dan calon Wakil Bupati Boyolali Agus Irawan-Dwi Fajar Nirwana melakukan silaturahmi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu, 7 September 2024. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Pasangan bakal calon Bupati dan calon Wakil Bupati Boyolali Agus Irawan-Dwi Fajar Nirwana melakukan silaturahmi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu, 7 September 2024.

Agus mengaku senang karena keluarga besar Muhammadiyah Boyolali merestui langkahnya maju bersama Dwi Fajar di Pilkada Boyolali pada November 2024.

BACA JUGA: Fenomena Unik Pilkada Jakarta: Paslon Elektabilitas Tertinggi Justru Kalah

“Alhamdulillah, silaturahmi saya ke keluarga besar Muhammadiyah disambut dengan hangat. Alhamdulillah, keluarga besar Muhammadiyah di Boyolali mendukung saya dan Ibu Dwi Fajar Nirwana,” kata Agus pada Sabtu, 7 September 2024.

Agus menyebut dukungan dari keluarga besar Muhammadiyah Boyolali ini akan menjadi penyemangat bagi pasangannya untuk maju Pilkada Boyolali 2024. “Alhamdulillah, nambah juga semangat saya untuk melanjutkan perjuangan-perjuangan saya untuk maju di Boyolali,” ujar dia.

BACA JUGA: Bawaslu Jatim Gelar Patroli Digital Cegah Hoaks Saat Pilkada 2024

Dengan dukungan tersebut, Agus berharap Muhammadiyah juga ikut mengawal dan memberikan masukan kepadanya bersama Dwi Fajar apabila diberikan kepercayaan dan mandat untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali periode 2024-2029.

“Semoga ke depannya nanti Muhammadiyah akan kawal kita berdua di Boyolali, akan selalu memberi masukan-masukan ke saya dan Ibu Dwi Fajar saat di Boyolali sehingga Boyolali menjadi lebih maju, lebih nyaman dan tentunya lebih harmonis,” ujarnya.

BACA JUGA: Presiden PKS: Sinergi dan Dedikasi Kunci Sukses Pilkada Jabar

Sementara Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Boyolali, Ali Muhson mendukung Agus Irawan-Dwi Fajar sebagai pasangan bakal calon Bupati dan bakal calon Wakil Bupati Boyolali karena memiliki visi dan misi yang sama dengan Muhammadiyah yaitu komitmen untuk melakukan perubahan di Boyolali.

“Kebetulan kami punya sevisi dan misi dengan calon Bupati ini. Sehingga, Insya Allah kami Muhammadiyah Boyolali memberi dukungan kepada Mas Agus dan Bu Fajar untuk bisa menjadi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali. Kami sebenarnya lebih kepada punya komit itu, beliau punya visi perubahan,” kata Ali.

Menurut dia, memang harus ada perubahan yang mendasar terkait dengan sistem pemerintahan yang ada di Boyolali seperti untuk menegakkan keadilan, proporsional dalam melayani ormas.

“Jadi, kalau ormas sebagai mitra kerja ya memang harus didudukkan yang sama, bukan salah satu ditonjolkan dibantu. Sementara, Muhammadiyah yang sebenernya besar itu seperti tidak diakui dan tidak dipertimbangkan,” ungkapnya.

Sedangkan, kata Ali, pasangan Agus-Dwi Fajar ini calon yang menyatakan mengakui Muhammadiyah. Bahkan, lanjut dia, pernah mau menggaetnya sebagai Wakil Bupati Boyolali. Menurut dia, jumlah kader dan simpatisan Muhammadiyah Boyolali hampir kurang lebih 50 ribu orang.

“Secara otomatis, visi misi kami sama. Semoga nanti sukses. Semua Insya Allah loyal pada pimpinan, dan saya optimis. Pimpinan cabang juga tidak ada punya haluan lain. Ketika saya berbicara mendukung, ya semuanya kompak. Ini saya punya harapan lebih banyak dari 50 ribu, apalagi pimpinan cabang, ranting juga berkembang,” jelas Ali.

Di sisi lain, Ali mengungkap alasan mendukung Agus-Dwi Fajar untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali periode 2024-2029, karena mengedepankan sikap rendah hati atau tawadhu.

Artinya, kata dia, Agus ingin merasa mendengarkan nasihat dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama di Boyolali.

“Jadi, pimpinan, jadi pejabat jangan seperti tidak butuh, kalau di tingkat pusat misalnya ada fatwa, ada nasihat, peran ulama,” ujar Agus.

Menurut Agus, hal itu harus dijadikan kontrol moral dan kontrol pembangunan. Jadi, peran ulama, peran ormas Islam itu sebenarnya bisa menjadi penguat di program-program pemerintah.

“Jangan malah ditinggalkan, didiskreditkan, dianggap sebagai musuh, pesaing, ini jangan. Harus jadi mitra,” pungkas Agus.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler