jpnn.com - Institut Teknologi Bandung (ITB) akhirnya memiliki gedung modern baru berteknologi sel pengelola surya bernama Laboratorium Teknologi XIV ITB-The Freeport Indonesia Business Research Center. Gedung ini dibangun atas kerja sama PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama dengan sejumlah pihak.
"Gedung ini merupakan simbol kolaborasi perguruan tinggi dengan berbagai industri dan institusi," kata Rektor ITB Kadarsah Suryadi dalam keterangan yang diterima, Jumat (22/12).
BACA JUGA: 4 Ribu Karyawan PTFI Nikmati Christmas Flight & Boat 2017
Kadarsah menyebut dibangunnya The Freeport Indonesia Business Research Center sejalan dengan tujuan ITB menjadi Entrepreunial University. Salah satu syarat menjadi Entrepreneurial University adalah pihak universitas harus menjalin kerjasama lintas-disiplin dengan para stakeholder.
Sementara itu, Achmad Didi Ardianto selaku Executive Vice President (EVP) Human Resources PTFI mengatakan, pihaknya punya peran besar dalam pembangunan gedung tersebut. Seluruh struktur bangunan, peralatan utama, serta sebagian besar interior gedung merupakan bantuan dari PTFI.
BACA JUGA: 3 Warga di Kampung Papua Kini Nikmati Listrik Lebih Lama
Mengenai bantuan pembangunan ini, Achmad mengharapkan pusat penelitian bisnis ini bisa menjawab tantangan utama industri pertambangan. Pasalnya, industri pertambangan, yang notabene merupakan ruang lingkup PTFI, merupakan industri yang produknya sangat dibutuhkan, tapi dampaknya tidak disukai.
"Oleh sebab itu, dengan adanya ranah ini, akademisi bisa menekukan dan mengelola dampak yang tidak disukai tadi menjadi macam-macam produk yang positif dan bermanfaat," kata Achmad.
BACA JUGA: Bekraf Gandeng ITB kembangkan Game dan Aplikasi di Indonesia
Terlepas dari itu, Achmad juga berharap gedung seluas 5.482 meter persegi tersebut bisa memberi manfaat besar tidak hanya bagi ITB, tapi juga bagi para pihak di Papua. "Ke depan, semoga ITB bisa menjalin kerjasama pendidikan juga dengan institusi perguruan tinggi maupun masyarakat Papua," tambahnya.
Diketahui, selain PTFI, pihak-pihak lain yang turut andil mewujudkan terbangunnya ‘The Freeport Indonesia Business Research Center antara lain Noni Sri Ayati Purnomo, Adrianto Djokosoetono, Hatta Rajasa dan Bakti S. Ludin, Bank BCA, Triputra Agro, Bank BNI, dan Bank BTN.
Gedung yang juga disebut sebagai Laboratorium Teknologi XIV Institut Teknologi Bandung The Freeport Indonesia Business Research Center ini merupakan perluasan dari gedung lama yang diresmikan pada tahun 1954 dan perluasannya pada tahun 1962. Gedung lama ini semula adalah gedung milik Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Penelitian Masalah Bangunan.
Gedung lama berciri arsitektur tropis dengan dibuatnya penahan sinar matahari langsung untuk mencegah panas ruangan yang berlebihan. Penahan sinar matahari langsung ini juga dibuat di gedung yang baru dengan merancang ulang bentuknya. Para Arsitek ITB melanjutkan upaya para arsitek pertama Indonesia dalam mengembangkan arsitektur tropis.
Gedung baru ini dilengkapi dengan sel pengolah sinar matahari (solar cell atau photovoltaic cell), sehingga listrik untuk seluruh pencahayaan gedung dapat disediakan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Sistem ini merupakan perluasan dari Laboratorium Manajemen Energi untuk Program Studi Teknik Fisika. Jumlah energi listrik yang digunakan dipantau melalui monitor di setiap lantai dan kelas. (Tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sinar Mas Dukung ITB Jadi Entrepreneurial University Â
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga