jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mohammad Mahfud MD mengatakan pendidikan tinggi perlu mendorong kemandirian dan skema berpikir demokratis kepada mahasiswa.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Dies Natalis ke-39 Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Kamis (7/10).
BACA JUGA: HUT Ke-76 TNI, Pak Mahfud MD Menyampaikan Pesan dan HarapanÂ
Menurut Mahfud MD, kampus tidak boleh melakukan pendekatan diktator dalam pengembangan keilmuan.
Ketua Yayasan Mataram itu mengatakan dosen di perguruan tinggi bisa menyajikan bibit sikap dan kepemipinan diktator melalui sikapnya yang disampaikan kepada para mahasiswa di kelas.
BACA JUGA: Pamit ke ATM, SR Malah ke Hotel, Keluarga Terima Telepon, Tetapi Suara Wanita
"Pengajar bagian dari intelektual. Jangan mencontohkan sikap diktator," kata Mahfud, Kamis (7/10).
Di era digital, lanjutnya, maka rujukan-rujukan kuliah dalam bentuk buku digital bisa diperoleh oleh para dosen dengan cara mengunduh berbayar maupun gratis.
BACA JUGA: Pelaku Pembacokan di Depan SD Tertangkap, Motifnya Terungkap, Ternyata
Dengan begitu, tradisi baru untuk saling menukar informasi dan referensi baru makin berkembang.
"Kebiasaan tukar menukar informasi buku baru di antara civitas akademika, terutama berkaitan ilmu yang dikembangkan harus menjadi tradisi di universitas ini," tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Dia juga membahas perpustakaan digital sebagai alat untuk dosen yang demokratis agar meyakinkan mahasiwa tentang pengetahuan yang terbentang luas di luar kampus.
Mahfud menyebutkan pengayaan intelektual di kelas sangat terbatas, berkisar 20 hingga 30 persen sementara 70 persen pengetahuan dan soft skill berada di luar ruang kuliah.
"Menggunakan model digital perpustakaan, ini lebih efisien, karena perpustaan ini tak perlu gedung besar, sebaliknya perpustaaan digital tidak perlu ruang besar, yang penting terdapat perangkat dan teknologi informasi yang tersedia dan bisa diakses mereka,” ujarnya.
Kemudian, alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga membahas sejarah UWM yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan anaknya, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Menurutnya, Ngarso dalem bertujuan untuk menyumbangkan sebuah universitas yang dikembangkan berdasarkan kearifan budaya Indonesia.
"Ada rasa kearifan hati nurani, apa pun berbasis kemanusiaan dan kemaslahatan.” ucap Mahfud MD.
UWM merayakan Dies Natalis ke-39 di Pendopo Agung Ndalem Mangkubumen Yogyakarta dengan tema Hamemayu Hayuning Widya Mataram dalam Membangun Budaya dan Karakter Bangsa. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengaku Bisa Usir Jin, SA Minta Mama Muda Pakai Sarung, Hemm
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih