Digital Marketing, Cara Ampuh Hadapi Kebuntuan di Masa Pandemi  

Sabtu, 16 Mei 2020 – 17:05 WIB
Ilustrasi: Digital marketing. Foto: Pixabays

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi COVID-19 berdampak hampir di semua sektor kehidupan. Karena Pandemi, banyak pelaku usaha terpukul, tutup dan merugi. Namun, selalu ada harapan di tengah pandemi.

Agung Hari Prabowo, Founder Platinoom mengatakan, saat ini pelaku usaha dituntut jeli dalam melihat peluang dan memaksa diri untuk belajar digital marketing dengan serius.

BACA JUGA: Kemenpora Gelar Pelatihan Digital Marketing di Kampus STMIK Nusa Mandiri

Menurut pria yang menekuni bidang digital marketing sejak tahun 2006 ini, terlebih dengan ditambah aturan social dan physical distancing tentu ini akan menjadi “the new normal” dalam masyarakat.

"Nah, di sinilah kita dituntut untuk beradaptasi dengan cepat atau mati," ucap Agung dalam keterangannya, Sabtu (16/5).

BACA JUGA: Digital Marketing Dorong Peningkatan Kelas Pengusaha UMKM


Agung Hari Prabowo, Founder Platinoom. Foto: dok. pribadi

Jika mengacu data dari Google, ada kenaikkan pembelanjaan online di masa pandemi, terlihat spike terjadi di bulan Maret.

BACA JUGA: Top, Kemenpar Memang Kampiun Digital Marketing Campaign

Artinya orang yang tadinya tidak nyaman belanja online sekarang mulai “membiasakan” untuk berbelanja online.

“Makanya tidak heran di saat bisnis lainnya drop, justru bisnis yang lain malah naik dan ini dirasakan juga oleh kami sebagai pelaku usaha,” ujarnya.

Agung menjelaskan, sekarang belajar online digital marketing itu sudah enak, banyak tutorial gratis bertebaran di platform Youtube.

“Berbeda dengan ketika awal saya belajar digital marketing yang benar-benar minim informasi. Beruntung orang-orang yang belajar digital marketing saat ini, sebab banyak kemudahan,” bebernya.

Lalu, bagaimana cara Agung membawa pengunjung ke website yang menjual produknya?

"Sekarang mudah, bisa menggunakan layanan paid traffic seperti Facebook Ads," terangnya.

Alasannya sederhana, hal ini bisa lebih menjangkau seluruh customer yang ada di Indonesia bahkan di dunia.

“Intinya, kita yang tawarkan produknya dan kita yang jemput bola,” jawabnya.

Dirinya menegaskan, prospek pasar online ke depan akan sangat crowded karena banyak yang berpindah haluan pemasaran dari offline ke online.

"Jadi ini peluang yang bisa dimanfaatkan secara maksimal," pungkas Agung.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler