jpnn.com, AMBON - Konferensi besar (Konbes) Fatayat NU yang berlangsung di Ambon sejak 26-30 April diikuti seluruh perwakilan pengurus wilayah Fatayat NU se-Indonesia.
Agendanya banyak dan variatif. Tidak hanya berdiskusi persoalan global dan evaluasi internal, event ini juga diramaikan dengan kegiatan seni budaya dan sosial.
BACA JUGA: Catat, Ini Rekomendasi Konferensi Besar Fatayat NU di Ambon
Beberapa menteri Kabinet Kerja turut hadir. Di antaranya Menristek Dikti, Muhammad Natsir yang secara resmi membuka acara Konbes. Menpora Imam Nahrawi yang meresmikan pameran fotografi dan mural kebangsaan.
Serta Mendesa Eko Putro Sanjoyo yang mengisi seminar tentang strategi optimasi penggunaan dana desa dengan melibatkan peran organisasi masyarakat.
BACA JUGA: Gerakan Perempuan Indonesia Timur Dipamerkan Lewat Fotografi
Banyak pesan yang disampaikan selama perhelatan Konbes berlangsung. Pesan sosial, pesan budaya, politik dan kebangsaan. Semua terangkum atas inspirasi perempuan berdaya dari Timur Indonesia.
"Saya bangga sekali ini event konbes Fatayat paling keren yang saya tahu. Senangnya lagi ada beberapa ide original yang muncul di Ambon ini,” ujar Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini dalam pidato penutupannya.
BACA JUGA: Menpora Ikut Bikin Mural Kebangsaan di Konbes Fatayat NU
Sementara itu, ada ide inovatif yang belum pernah terpikir olehnya, yaitu ide dibuatnya Fatayat TV. TV yang mengakomodir seluruh kegiatan Fatayat dari pusat sampai akar rumput, sekaligus menjadi media pemberdayaan bagi anak dan perempuan.
"Jadi sekarang kita tahu perempuan Indonesia Timur itu sebenarnya hebat-hebat dan potensinya besar tapi kenapa gak banyak orang tahu? Ya itu karena kurangnya media yang mengakomodir dan mempromosikan," tambahnya.
Ada empat rekomendasi utama yang dihasilkan dalam Konbes ini. Yaitu rekomendasi advokasi dan hukum, kesehatan, ekonomi dan politik.
Dengan makin tingginya angka kekerasan terhadap anak dan perempuan Fatayat NU meminta pemerintah dan pihak berwenang lainnya agar lebih tegas lagi payung hukumnya. Sehingga ke depannya, Indonesia bisa mengurangi angka itu.
Kedua, pemerintah juga diminta lebih serius menangani masalah kesehatan ibu dan anak. Bagaimana upaya menangani kasus tumbuh kembang atau stanting yang saat ini masih 37 persen dialami anak Indonesia. Termasuk upaya pencegahan lainnya melalui gerakan sadar sehat.
Ketiga, pemerintah diminta untuk membuka peluang ekonomi seluas-luasnya bagi perempuan. Termasuk didalamnya peraturan atau kebijakan yang diproduksi harus ramah perempuan.
Yang terakhir, Fatayat NU mendorong peran perempuan yang lebih aktif dan partisipatif dalam kancah politik. Perempuan yang memiliki potensi baik harus mau masuk ke jajaran pengambil kebijakan di sektor publik demi mengurangi tingginya angka ketertinggalan perempuan di banyak hal.
Sementara itu, dia juga sempat menyinggung konstelasi politik Indonesia akhir-akhir ini. Geliat tahun politik sudah mulai naik temperatur. Anggia berharap Fatayat dan perempuan Indonesia lainnya mau menjadi agen perdamaian.
"Karena ini sangat sensitif, masalah politik saja bisa sampai bikin orang marahan dan gak nyapa. Saya yakin perempuan memiliki skill komunikasi yang lebih luwes. Tujuannya untuk meredam potensi konflik dari scope terkecil yaitu keluarga," jelasnya.
Anggia juga menyampaikan harapan besarnya negeri ini dapat dipimpin oleh mayoritas santri. Menurutnya, pemimpin suatu daerah yang memiliki latar belakang pesantren pasti mempunyai kelebihan atau nilai plus.
"Kalau soal leadership, manajemen, cara diplomasi atau komunikasi saya pikir semua orang bisa tetapi akan beda kalau nilai plusnya seorang pemimpin itu juga menguasai ilmu agama. Ya kan antara nilai-nilai bangsa dan agama menyatu dan ga bisa dipisahkan," imbuhnya.
Anggia juga menyematkan harapan agar ada seorang pemimpin negara yang berlatar Nahdliyyin. Pasalnya, Indonesia dengan mayoritas penduduknya islam dan NU. Maka, dia memgajak masyarakat Indonesia agar cerdas dan selektif dalam menentukan pilihan pemimpinnya.
Pada closing statemennya, Anggia mengucap banyak terimakasih pada seluruh jajaran Pemprov Maluku, Pemkot Ambon, Fatayat Wilayah dan semua pihak yang mendukung acara Konbes Fatayat NU.
Pesan terakhirnya, dia berharap pada kontestasi pilkada, pileg maupun pilpres mendatang, semua proses berjalan lancar, aman dan damai. Tidak terjadi perpecahan apalagi konflik kebangsaan.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fatayat NU: Perempuan Berperan Penting dalam Tahun Politik
Redaktur & Reporter : Budi