Fatayat NU: Perempuan Berperan Penting dalam Tahun Politik

Jumat, 27 April 2018 – 18:25 WIB
Perhelatan besar Konferensi Besar Fatayat NU resmi dibuka. Konbes yang ke XVI kali ini berlokasi di Ambon yang akan berlangsung hingga tanggal 30 April. Foto: istimewa

jpnn.com, AMBON - Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini mengingatkan kembali peran penting perempuan dalam tahun politik pada 2018 dan 2019 mendatang.

Menurut dia, sampai saat ini para pemegang kebijakan di ranah politik masih didominasi kaum lelaki.

BACA JUGA: Perempuan Harus Bisa Jadi Penggerak Pembangunan

"Perempuan memiliki potensi diplomasi yang besar andai mau digali, kemampuan berkomunikasinya juga bisa diandalkan," tutur Anggia di sela-sela Pembukaan Konbes Fatayat NU di Ambon, Kamis (26/4) malam.

Dia berharap, dalam momen tahun politik, perempuan bisa aktif berpartisipasi agar sektor-sektor penting dalam upaya pemberdayaan anak dan perempuan dapat diakomodir dengan baik.

BACA JUGA: Fatayat NU-Kemenpora Bersinergi Gelar POP I/2018

"Perempuan-perempuan di pedesaan masih banyak yang memiliki akses pelayanan publik yang minim, semisal akses kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Ini smagat menyedihkan karena berakibat pada masih tingginya angka ketertinggalan perempuan di sektor publik" jelasnya

Perhatian khusus Fatayat NU terhadap masalah ini kemudian mendorong Fatayat NU untuk Membuka wawasan perempuan soal politik dan menjadikan politik sebagai media ibadah.

BACA JUGA: OSO: Jaga Kerukunan dan Toleransi di Tahun Politik

"Fatayat NU juga mendorong kader-kader terbaiknya untuk mau berjuang melalui jalur politik juga," tuturnya.

Konbes Fatayat NU Resmi Bergulir

Perhelatan besar Konferensi Besar Fatayat NU resmi dibuka. Konbes yang ke XVI kali ini berlokasi di Ambon yang akan berlangsung hingga 30 April.

Sebanyak 34 Pengurus Wilayah dan sejumlah Pengurus Cabang dari seluruh Indonesia turut meramaikan acara ini.

Tema besar yang diusung adalah Rejuvinasi Gerakan Perempuan dari Indonesia Timur.

Anggia menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan harus dilakukan secara merata.

Salah satunya gerakan dari Indonesia Timur ini sekaligus mengingatkan bahwa banyak sekali potensi perempuan yang dapat digali dari bagian timur Indonesia.

"Rejuvinasi itu kan artinya peremajaan, jadi kenapa kita usung tema ini karena harapan kita semua akan ada refreshment (penyegaran) dari gerakan komunitas perempuan" tutur Anggia.

Anggia melihat fenomena akhir-akhir ini bahwa kemajuan teknologi banyak membuat perempuan hanyut didalamnya tanpa berbuat sesuatu untuk masyarakat. Kemajuan teknologi belum maksimal digunakan untuk memberdayakan dan menggali potensi perempuan dengan baik.

Disisi lain Ketum Fataya NU juga menyinggung potensi besar yang dimiliki Indonesia di bagian Timur sungguh luar biasa.

"Ajang Konbes ini juga kita lengkapi dengan lomba fotografi peran perempuan di sektor ekonomi yang di pamerkan di lokasi acara," imbuhnya. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PSI: Kenapa Oposisi Tak Mau Sosial dan Ekonomi Stabil?


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler