jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PermataBank Dr. Ridha D.M. Wirakusumah menyatakan, di tengah pandemi Covid-19 PT Bank Permata Tbk membukukan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp 3,8 Triliun.
Menurut dia, angka ini meningkat 23,7 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BACA JUGA: Bank Dunia: Negara-negara Harus Ambil Tindakan untuk Lindungi Penduduknya
"Kami sangat bersyukur bahwa Permata Bank dapat mencetak beberapa tonggak sejarah baru serta menutup tahun 2020 dengan hasil yang memuaskan," ujar Ridha dalam konfrensi pers di Jakarta, Jumat (26/3).
Dia menjelaskan, Bank Permata terus mempertahankan kinerja keuangan yang solid di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan ketidakpastian ekonomi global.
BACA JUGA: Bank Indonesia: Perbaikan Ekonomi Diperkirakan Lambat, Tetapi...
Pada akhir tahun, lanjut dia, jumlah nasabah Bank Permata mencapai hampir empat juta yang tersebar di 62 kota dengan 300 cabang dan empat di antaranya direnovasi menjadi model branch yang terdigitalisasi.
"Permodalan dan likuiditas kami terjaga kuat seiring dengan keberhasilan proses integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia yang berjalan lancar diakhiri dengan masuknya PermataBank ke jajaran Bank BUKU IV pada akhir Januari 2021,” kata dia.
BACA JUGA: Bank Indonesia Beberkan Penyebab Aktivitas Pasar Sekuritisasi Belum Berkembang
Ridha menjelaskan, dengan komitmen penuh, Bank Permata sukses menyelesaikan proses integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia (BBI) dalam waktu yang singkat pada 21 Desember 2020.
Keberhasilan ini, ungkap Ridha, telah menghantarkan Bank Permata menjadi salah satu Bank Buku IV berdasarkan surat konfirmasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Januari 2021.
"Dengan membukukan total modal Rp 43 Triliun dan CAR meningkat secara signifikan menjadi 35,7 persen," ujar Ridha.
Menuru dia, Bank Permata tetap berhasil tumbuh dengan kontribusi peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 14,2 persen dan pendapatan non-bunga sebesar 16,1 persen Year-on-Year (YoY).
Pencapaian ini diikuti dengan perbaikan rasio marjin bunga (Net Interest Margin atau NIM) menjadi 4,7 persen dari 4,4 persen di periode yang sama tahun lalu.
"Sejalan dengan strategi Bank dalam mengelola struktur likuiditas secara optimum," ucap Ridha.
Sementara itu, Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 58,7 persen, membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 62,4 persen.
Rasio efisiensi tersebut, kata Ridha juga didukung oleh penerapan digitalisasi dalam transaksi perbankan.
Transaksi digital dari semua digital channel terutama PermataMobile X dan PermataNET mengalami pertumbuhan signifikan sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Pada transaksi QR Pay melalui PermataMobile X mengalami pertumbuhan paling tinggi yang mencapai di atas 300 persen.
"Untuk mendukung inklusi keuangan dan akselerasi digital guna membantu perekonomian Indonesia di masa pandemi, PermataBank juga telah memberikan layanan PermataQR bagi pelaku usaha terutama sektor UMKM agar dapat menerima pembayaran non tunai," jelas dia.
Seperti diketahui, pada Jumat (26/3) Bank Permata mengumumkan hasil kinerja perusahaan sampai dengan Triwulan IV 2020. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia