JAKARTA—Perseteruan antara pemerintah Yaman dengan kelompok militan penganut paham Syiah Zaidiyyah, menelan korban jiwaDua pelajar Warga Negara Indonesia (WNI) asal Medan dan Aceh, dilaporkan tewas terkena hantaman roket yang dilancarkan kelompok pemberontah
BACA JUGA: Nazar Ibaratkan Busyro Seperti Pemain Sinetron
Sedangkan dua lainnya dikabarkan mengalami luka tembakDikutip Reuters, perang kelompok di Yaman, kembali terjadi antara Muslim Syiah yang menyerang kelompok Muslim Sunni di Dammaj, bagian utara Yaman yang menyebabkan kurang lebih 25 orang di daerah tersebut tewas
BACA JUGA: Menlu: Indonesia Tetap Kembangkan Energi Nuklir
Termasuk enam orang warga negara asing yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Rusia dan satu orang warga Amerika yang terkena ledakan roket.Dua santri asal Indonesia tersebut diketahui sedang menuntut ilmu di Pesantren Darrul Hadist di Sa'dah, Yaman
BACA JUGA: Marzuki Akui Nazar Temui SBY Sebelum Kabur
Sekitar 10.000-an santri yang masih terjebak di pesantren tersebut tidak bisa leluasa keluarTermasuk 100-an santri asal IndonesiaMereka masih menjadi target penembak jitu dari kelompok militan pimpinan Hussein Badreddin al-Houthi yang mengintai setiap saat.Korban tewas pun saat ini dilaporkan terus bertambah dari kalangan santri, tanpa bantuan berarti dari pemerintah setempatPemerintah Yaman sendiri, mengaku tidak bisa berbuat banyak karena lokasi pesantren di provinsi Sa'dah telah dikuasai sepenuhnya oleh kelompok militan al-Houthi
Perihal tewasnya dua pelajar asal Indonesia, dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri Marty NatalegawaMeski awalnya terkesan tertutup, namun akhirnya Marty menjelaskan bahwa tewasnya dua santri tersebut terjadi pada akhir pekan lalu.
‘’Pada 26 November lalu, KBRI kita di sana telah menerima informasi tentang wafatnya dua warga negara kita di YamanIni sebagai akibat dari aksi baku tembak antara dua kelompok di perguruan tinggi tempat pelajar kita berada,’’ kata Marty di gedung DPR RI, Rabu (30/11).
Marty membantah bila pemerintah tidak bertanggungjawabMenurutnya begitu mendapat kabar duka tersebut, KBRI langsung menghubungi keluarga korbanJenazah kedua pelajar tersebut disepakati keluarga untuk dimakamkan di Yaman, tepatnya di lokasi pesantren.
Marty juga menyebutkan, pihaknya telah melakukan proses evakuasi secara bertahap sejak kondisi Yaman, mulai mengkhawatirkanNamun proses evakuasi masih belum berjalan maksimal, karena sulitnya mencapai lokasi dalam kondisi aman dan kurangnya informasi keberadaan para WNI.
Kesulitan lainnya melakukan evakuasi, karena banyak dari WNI yang berada di Yaman, awalnya tidak mendaftarkan diri ataupun melapor ke KBRINamun demikian kata Marty, pihaknya akan terus berusaha semaksimal mungkin segera melakukan evakuasi bagi WNI khususnya yang terjebak di wilayah konflik.
‘’Bisa dikatakan kondisi di sana sangat anarkis sekaliPemerintahnya tidak menentu, ramai gejolak demonstrasi, pertikaian dan baku tembak antar kelompok-kelompok tertentuKami berupaya WNI di sana untuk menghindari situasi ini,’’ tegas Marty.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Martabat Hakim, KY Berhak Menyadap
Redaktur : Tim Redaksi