jpnn.com, KARANG ASEM - Status awas pada erupsi Gunung Agung yang memasuki hari ke-25 belum diturunkan.
Meski gempa tektonik semakin jarang terasa, frekuensi gempa vulkanik masih tetap tinggi.
BACA JUGA: Tak Ada yang Tahu Kapan Gunung Agung Meletus
Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan, aktivitas vulkanis Gunung Agung dalam lima hari terakhir masih fluktuatif.
Kemarin (16/10) dalam 18 jam terakhir terjadi gempa vulkanik 398 kali.
BACA JUGA: Tenang, Bali Masih Tetap Aman bagi Wisatawan
Sedangkan pada Minggu (15/10) terjadi 744 kali gempa. Jumlah gempa lebih banyak terjadi pada Sabtu (14/10), tercatat 1.074 kali.
Tapi, jumlahnya lebih sedikit pada Jumat (13/10), sebanyak 766 kali. Sedangkan pada hari sebelumnya gempa vulkanik masih tercatat 906 kali
BACA JUGA: Desa di Zona Bahaya Gunung Agung Bertambah
Kepala PVMBG Kasbani menjelaskan, gempa vulkanik itu menjadi salah satu tolok ukur untuk memantau kondisi gunung api.
Dalam lima hari terakhir, jumlah gempa vulkanik masih cukup tinggi, rata-rata 700 kali dalam sehari.
"Dalam kondisi normal bisa dihitung dengan jari tiap harinya atau tiap bulannya," ujar dia.
Kasbani menyebutkan, memang gempa vulkanik tidak secara langsung dirasakan warga yang tinggal di perkampungan.
Sebab, gempa vulkanik berada di dalam gunung dan berpengaruh pada pergerakan magma. Sedangkan gempa tektonik memang jarang.
Karena itu, ada yang menyebutkan bahwa aktivitas Gunung Agung menurun.
"Gempa tektonik masih ada gempa lokal. Tapi, yang terasa terguncang itu semakin berkurang," tambahnya.
Namun, lanjut Kasbani, masyarakat atau wisatawan tidak perlu takut datang ke Bali.
Sebab, daerah yang berbahaya berada di radius 9 kilometer dari puncak gunung. Juga radius 12 kilometer arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya.
"Karena potensi erupsi bisa setiap saat terjadi. Gas vulkanis tinggi (di sekitar kawah, Red)," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, peningkatan status awas Gunung Agung tersebut memang berpengaruh pada dunia pariwisata.
Banyak wisatawan yang takut karena aktivitas gunung yang pernah meletus pada 1963 itu. "Diperkirakan, kalaupun meletus tidak akan seperti 1963," jelasnya.
Hingga Minggu lalu, jumlah pengungsi tercatat 139.995 orang yang tersebar di 393 titik pengungsian. Jumlah tersebut memang terus berubah.
Sabtu lalu tercatat jumlah pengungsi 139.199 jiwa di 389 titik pengungsian yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali. (jun/c9/oki/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Erupsi Gunung Agung, 20 Ribu Sapi Tunggu Evakuasi
Redaktur & Reporter : Natalia