RANTAU -- Kepala Cabang PLN Rantauprapat, Ir Cristo Gultom, ditemukan telah bersimbah darah dan tewas tergeletak di lantai rumah tempat tinggalnya di perumahan Ganda Asri DL Sitorus, Jl Dewi Sartika No 40, Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten LabuhanbatuDia tewas setelah kepalanya dihantam batu, dibenturkan ke dinding, dan lehernya ditusuk-tusuk dengan gunting
BACA JUGA: Kejahatan di Kepri Mengganas
Tersangka yang diketahui bernama Eptario Hamonangan Gultom alias Rio (29), yang selama ini sudah akrab dengan korbanKapolres Labuhanbatu AKBP Robert Kenedy Sik SH Mhum didampingi Kasat Reskrim AKP HM Taufik SE MH dan Kanit Jatanras Aiptu TR Sitompul ketika ditemui METRO (grup JPNN) di Mapolres, Minggu(29/8), membenarkan bahwa tersangka pembunuh kepala cabang PLN Rantauprapat sudah berhasil diringkus
BACA JUGA: Dua Warga Negara Prancis Dirampok
Petugas juga berhasil menyita barang bukti hasil kejahatan tersangka berupa satu buah mobil Kijang Inova BK 1605 YK, 4 buah handphone, dan uang kontan Rp 2.650.000.Kemarin, Polres Labuhanbatu menggelar rekonstruksi atas peristiwa yang terjadi pada Sabtu (28/8) sekira pukul 11.00 Wib siang
BACA JUGA: Dua Orang Lagi Ditangkap Polisi
Pasalnya, korban tinggal sendirian dirumah ituSemula, istri korban yang berada di Medan merasa curiga, lantaran beberapa kali dia telepon suaminya, tidak diangkatIstri korban mencoba menghubungi salah seorang security PLN bernama Rukimin(30) dan memintanya untuk melihat keadaan korban di perumahan Ganda AsriDengan ditemani oleh ajudan sekaligus supir pribadi korban Lazuardi Marbun (38), Rukimin menuju perumahan Ganda Asri DL SitorusSesampainya di sana, mereka terkejut ketika setelah masuk ke ruangan tengah rumah yang tidak terkunci itu, terlihat korban tergeletak dengan bersimbah darah dan sudah tidak bernyawa lagi.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, sekira pukul 21.30 Wib, security PLN itu langsung melapor kepada pihak kepolisian polres LabuhanbatuDipimpin Kanit Jatanras Aiptu TR Sitompul, petugas langsung melakukan lidik di TKPAtas informasi yang diberikan oleh Rukimin yang mengaku bahwa sebelumnya ia juga baru saja dari rumah korban dan mengetahui bahwa korban sedang ada tamu seorang pemuda dari Aek Kanopan yang juga bermarga GultomMenurut Satpam itu, dari pembicaraan keduanya terlihat di antara mereka seperti ada ikatan persaudaraan.
Petugas langsung melakukan pengejaran ke Aek Kanopan kecamatan Kualuh Hulu LaburaAtas bantuan seorang petugas kepolisian dari polsek Aek Kanopan, tersangka diketahui mempunyai seorang pacar bernama Fitri Harahap yang tinggal diibukota Labura ituSetelah berhasil menemui pacar TSK, petugas mendapat informasi dari mulut Fitri bahwa TSK pada magrib tadi baru saja keluar dari rumahnyaFitri juga memberitahukan kepada petugas tempat-tempat dimana biasa TSK mangkal dan bertemu dengan teman-temannya.
Benar saja, di sebuah gubuk yang terletak didusun Sentiara Desa damuli Pekan Kecamatan Kualuh Selatan Labura, TSK berhasil diringkus petugas berikut barang bukti hasil kejahatannya yang dirampas secara paksa dari tangan korbanTersangka yang diketahui bernama Eptario Hamonangan Gultom alias Rio (29) digelandang petugas kemapolres LabuhanbatuGuna mengungkap lebih jauh kasus itu, petugas pada pagi harinya, Minggu(29/8) menggelar rekontruksi dengan melibatkan beberapa orang saksi seperti security PLN, supir korban, termasuk tersangka yang memperagakan tata cara ia membunuh korban.
Kepada petugas, tersangka mengakui perbuatannya dilakukan atas dasar merasa jengkel dan merasa tersinggung dengan perkataan korban.siang itu, TSK mendatangi korban dirumahnya dengan maksud meminjam uang Rp 10 juta untuk biaya nikah dengan pacarnya sekaligus membuka usaha.
Setelah melalui perbincangan yang cukup lama dan TSK terus mendesak korban agar memberikan uang yang diinginkannya, akhirnya korban memberikan uang sebesar Rp 1,5 juta sambil berkata ”ini uang untukmu sisanya mintak saja sama orang tuamu"," ucap TSK menirukan ucapan korban semasa hidupnyaSetelah menyerahkan uang itu, korban langsung berkemas-kemas hendak meninggalkan rumah sambil menyandang sebuah tas yang berisikan beberapa buku, 4 buah handphone dan uang kontan Rp 2.650.000.
TSK yang merasa tersinggung dengan perkataan korban langsung berang dan emosiKetika korban sedang mencabut sebuah chok listrik dengan membelakangi TSK, TSK memukul kepala bagian belakang korban dengan memakai sebuah batu gilingan yang tergeletak dilantaiMendapat perlakuan seperti itu, korban mencoba melawan dengan cara mengngibaskan tangan kanannya kea rah belakang dengan maksud memukul korban.
Karena korban melawan, kembali TSK mengayunkan batu yang masih dalam genggaman tangannya itu ke kepala korban sambil meraih tali tas yang melingkar di leher dan badan korbanDengan sekuat tenaga, tali tas itu dilingkarkan di leher korban dan ditarik hingga korban tidak dapat menjerit dan tersungkur ke lantaiDengan gerak refleks, TSK menyambar sebuah gunting yang terletak diatas kulkas dan langsung menghujamkannya keleher dan dada korban berkali-kali hingga 13 kaliKorban yang bertubuh kekar dan tegap itu belum juga matiTSK kembali membenturkan kepala korban ke dinding rumah hingga darah korban muncrat dan berserakan dilantai dan pada akhirnya korban menemui ajalnya.
Pelaku mencoba menghilangkan luberan darahSetelah selesai menghabisi korban, TSK mengepel darah korban yang bertabur dilantai dan menyeret mayat korban ke sudut ruangan makan.sementara tas berikut isinya dilarikan TSK sambil membawa mobil kijang Inova milik korban BK 1605 YK ke arah Buluh Cina kecamatan Bilah HuluDi sebuah jembatan yang di bawahnya mengalir arus sungai yang cukup deras di daerah Buluh Cina, korban membuang baju yang dikenakannya, yang penuh dengan bercak darah korban, berikut gunting yang digunakannya untuk membunuh korban ke dasar sungai.
Di siang bolong itu juga, korban melarikan mobil hasil kejahatannya itu kearah Aek Kanopan untuk menemui pacarnya Fitri HarahapNamun sebelumnya TSK meninggalkan mobil itu di sebuah gallonUsai magrib tiba, TSK meninggalkan rumah Fitri dan melajukan mobil Inovanya kearah Kisaran AsahanDengan maksud meninggalkan jejak, TSK meninggalkan mobil itu di kisaran dan ia kembali ke Damuli Pekan kecamatan Kualuh Selatan dengan menumpang sebuah bus.
Kepada METRO di Mapolres Labuhanbatu, tersangka mengaku merasa tersinggung dengan perkataan korban yang sepertinya menurut TSK bernada mengejek.menurut TSK, korban yang dianggapnya sudah seperti saudaranya sendiri (udak) karena ada kedekatan korban dengan orang tuanya yang juga sama bermarga Gultom dan satu kampong, sudah mengetahui perselisihan TSK dengan orang tuanya.
“Bapak udakku itu sudah taunya dia kalau aku sudah lama tidak diakui anak lagi sama kedua orang tuaku, bahkan udah sampai dibuat mereka pemutusan hubungan keluarga dikoran, tapi dia malah nyuruh aku minta uang sama orang tuaku… makanya aku emosi,” aku korban.
Petugas juga melakukan pemeriksaan kepada dua orang saksi atas nama Oky Guci(21) penduduk Aek Matio Rantauprapat dan Yoky(17) penduduk Jl Urip Sumodiharjo RantauprapatKedua saksi mengaku kenal dengan tersangka ketika mereka sedang berada di Aek Kanopan.dan pada siang hari itu, TSK mendatangi saksi yang sedang menjenguk abang iparnya di RSUD Rantauprapat.
Saksi Yoky juga mengaku sempat mengantarkan tersangka keloket mobil DORIS di Sigambal, karena sebelumnya tersangka bilang mau pulang ke Aek KanopanSetelah diantarkannya, saksi kembali ke RSUD(zul/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bobol ATM, Mahasiswa Dibekuk Polisi
Redaktur : Tim Redaksi