Imam Mufti Australia merevisi penyataannya mengenai serangan di Paris seteah sempat memicu kritik dan kecaman dari kalangan politisi Austalia. Namun Ia tetap menegaskan sikap memgutuk kelompok ISIS tidak cukup untuk mengatasi isu kejahatan ekstrim ISIS.Imam Mufti Australia, Dr Ibrahim Abu Mohamed sebelumnya mengeluarkan pernyataan duka cita atas korban serangan Paris pekan lalu.
Dalam pernyataan itu, dia menambahkan adanya "faktor penyebab" seperti rasisme dan Islamophobia yang menurutnya perlu juga menjadi perhatian dalam upaya memberantas terorisme. Sejumlah politisi dari faksi pemerintah mengeritik Dr Mohamed dan menuduhnya kurang tegas dalam mengutuk serangan Paris tersebut. Salah satu yang mengecam ketidaktegasan pernyataannya adalah Menteri Bendahara Negara Scott Morrison dan senator independen Jacqui Lambie.
Senator Lambie bahkan mendesak agar untuk tujuan pengawasan keamanan yang lebih ketat terhadap 12 ribu pengungsi tambahan asal Suriah yang dalam waktu dekat akan tiba di Australia. Bahkan jika perlu Dr Mohamed bersama-sama dengan para pengungsi Suriah itu selama menunggu tiba di Australia, harus mengenakan gelang pamantau elektronik. Menanggapi kemarahan ini, Dr Mohammed memberikan klarifikasi kepada radio Macquarie dengan mengatakan dirinya telah berulang kali mengutuk segala bentuk terorisme. "Saya tidak cuma mengatakannya hari ini, tapi sebelumnya dan sudah puluhan kali saya katakana...kalau apa yang dilakukan ISIS itu harus dikutuk,” kata Dr Mohammed. "Apa yang mereka lakukan tidak bisa diterima, tidak ada bukti apa yang mereka lakukan memang ada didalam buku ajaran Islam,” Tapi Dr Mohammed juga memperingatkan tindakan mengutuk tindakan ekstrimisme seperti itu tidak cukup untuk mengatasi isu radikalisasi didalam komunitas muslim. "Bagi kami berhenti pada aksi mengutuk ISIS saja tidak cukup,” katanya. "Kita perlu cukup berani untuk mulai melihat dan menganalisa dengan wawasan yang luas, apa penyebab sesungguhnya, apa kemungkinan faktor yang memicu mereka dan kelompok teroris lainnya melakukan apa yang mereka lakukan atas nama ISIS. " Penegasan dan klarifikasi oleh Imam Besar Australia ini diapresiasi oleh Perdana Menteri Malcolm Turnbull. Berbicara kepada wartawan di Manila, Turnbull mengatakan dirinya senang Imam Besar Australia telah berusaha mengatasi kontroversi terkait pernyataannya sebelumnya. “Saya sudah melihat perdebatan ini di media dan saya mencatat kalau dia telah mengklarifikasi pernyataan sebelumnya dan tampaknya itu telah menyelesaikan perdebatan ini. Tapi saya tidak tertarik untuk ikut terseret dalam perdebatan mengenai pernyataannya,’ kata Turnbull. "Tapi saya senang Imam Mufti Australia telah menegaskan pengutukannya pada ISIS dan serangan teroris yang dilakukannya sudah sangat jelas ditegaskan dalam pernyataannya,” Turnbull juga mengatakan para pemimpin muslim di seluruh dunia juga telah memberikan pernyataankeras atas pembunuhan yang terjadi di Paris. "Anda telah menyaksikan pernyataan keras yang disampaikan Presiden Indonesia Joko Widodo, yang secara tegas menolak terorisme ini dan menyatakan dengan tegas kalau mereka bukan bagian dari Islam, mereka tidak berbicara atas nama Islam,” katanya. "Mereka tidak berbicara atas nama Tuhan, Mereka tidak ber-Tuhan,”
BACA JUGA: Virus Nyamuk Ini Bisa Jadi Kunci Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah
BACA ARTIKEL LAINNYA... VIDEO: Hubungan Yogyakarta dan Victoria Bukan Sekadar Bisnis