Dikepung Kemacetan, Warga Sekitar Bandara Soetta Keluhkan Jam Operasional Truk

Selasa, 21 Mei 2019 – 17:46 WIB
Pengerjaan proyek dan banyaknya truk besar yang melintas membuat jalan menuju Bandara Soetta selalu macet. Foto: Ist

jpnn.com, TANGERANG - Kondisi lalu lintas yang selalu macet dikeluhkan warga yang tinggal di sekitar jalan menuju Bandara Soekarno Hatta. Macet parah ini penyebabnya adalah truk dengan tonase berat yang setiap hari melintas.

Warga pun mengaku stress harus menghadapi kondisi ini setiap hari. "Sudah langganan setiap hari. Mengganggu banget ini buat dagangan. Dulu mah gak serame ini. Setelah ada banyak proyek, pembangunan jalan, reklamasi, banyak truk tanah melintas. Merugikan banget nih," ujar Maftuhin, pedagang material di Jalan Benda Raya, Tegal Alur, Jakarta Barat.

BACA JUGA: Dituduh Tinggalkan Jenazah, Begini Pernyataan Lion Air

Berdasarkan pantauan dari mulai Jalan Raya Kapuk Kamal, Kayu Besar, Jakarta Utara menuju Dadap dan Jalan Perancis, Kosambi Tangerang, kondisi jalanan macet total. Jalanan dipenuhi truk tanah dan kontainer barang. Saking parahnya, sampai ada yang parkir dan mematikan mesinnya karena berhenti total berjam-jam. 

Macet tidak bergerak juga terjadi di Jalan Raya Perancis Dadap, Tangerang arah dari Rawa Bokor menuju Hotel FM 7 Dadap. Saking panjangnya, macet mengular hingga ke Jalan Benda Raya dan Atang Sanjaya hingga Jalan Hussein Sastranegara di Rawa Bokor, Tangerang, tak jauh dari akses masuk ke Soetta.

BACA JUGA: Penerapan Oneway Saat Arus Mudik Diharapkan bisa Urai Kemacetan

Selain kerugian ekonomi, lanjut Maftuhin, situasi lalu lintas ini juga membahayakan nyawa warga. Beberapa kali terjadi kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa.

"Beberapa kali motor terserempet mobil besar. Jalanan juga berdebu, rusak dan bergelombang," keluhnya.

BACA JUGA: Gara-gara ini Kepadatan Jalan di Jakarta Meningkat 25 Persen Selama Ramadan

BACA JUGA: Tol Jakarta Cikampek Macet Parah, ini Penyebabnya

Berdasarkan catatan, kejadian terakhir kecelakan di Jalan Raya Perancis di depan Duta Bandara Permai, Dadap, Kosambi, Sabtu (13/04) sore. Sepeda motor yang mencoba menyalip truk pengangkut tanah terpeleset karena licin sehabis hujan dan masuk ke kolong truk. Satu orang tewas dan satu kritis akibat kejadian ini.

Selain macet, kondisi jalan di ruas jalan-jalan ini juga rusak, bergelombang serta berdebu yang membahayakan pengendara. Agak mendekat ke Bandara, kondisinya lebih parah. Selain truk besar dan tronton, jalanan juga dilintasi beko dan eskavator.

"Jalan Dadap-Rawa Bokor Bandara ini kalau siang hari truk melintas dan parkir di jalan raya. Macetnya panjang kemana-mana. Jalanan setiap hari dilintasi dump truck urugan tanah reklamasi. Harusnya diatur agar melintasnya malam hari saja," pinta Andika warga yang tinggal tak jauh dari Jalan Atang Sanjaya, perbatasan Jakarta Barat dan Tengerang.

Soal keluhan warga atas truk yang melintas, puluhan warga Kebon Besar, Batu Ceper, Tangerang awal bulan lalu sempat beraksi menahan empat truk yang memuat tanah yang melintasi Jalan Pasar Kebon Besar, Tangerang.

Warga menilai, truk melanggar Peraturan Wali Kota 30 Tahun 2012 tentang aturan jam operasional kendaraan truk tanah dan sejenisnya.

Ditambah kerugian warga akibat truk tanah yang kerap melintasi di sana menyebabkan jalan rusak dan berdebu. Warga berharap pemda tegas menerapkan aturan Peraturan Wali Kota, yang hanya membolehkan truk melintas pukul 20:00 hingga pukul 05:00.

Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik meminta Pemprov dan Pemkot Jakarta Barat serta Utara segera berkoordinasi dengan daerah penyangga. Dia berharap keluhan warga soal jam operasional truk dan kendaraan besar di jalan seputaran Bandara Soetta diakomodir.

"Saya kira itu perlu diatur karena merugikan warga. Terutama jam operasionalnya itu. Jangan melintas sore hingga malam. Karena macet panjang. Juga soal jalanan rusak, ini siapa yang tanggung jawab juga," ungkapnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Bangun MRT dan LRT Lebih Murah Dibanding Kerugian Akibat Macet?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler