Dikerahkan 500 Orang Tanam 7 Juta Kuntum Bunga

Senin, 07 Juli 2008 – 12:34 WIB
Karpet bunga yang memecahkan rekor di Tomohon. Foto: Yuyung Abdi/JP.

Tekad masyarakat Tomohon, Sulut, memecahkan rekor pembuatan karpet bunga terluas akhirnya kesampaianBagaimana cara mereka mengatur agar lapangan bunga hampir 4.000 meter persegi terwujud tak sampai sehari?

IGNA ARDIANI ASTUTI, Tomohon

MINGGU pagi (6/7) hujan mengguyur kota Tomohon yang dingin

BACA JUGA: TFF Diwarnai Karpet Bunga Terbesar

Kabut tipis yang turun menyebabkan tubuh menggigil
Namun, cuaca tak bersahabat itu tidak membuat warga yang berkumpul di Lapangan Rindam beranjak dari tempatnya

BACA JUGA: SBY Resmikan Firing PLTU Embalut

Maklum, lapangan di belakang kantor lama wali kota itu terlihat cantik dengan warna alami merah, oranye, dan kuning
Itu adalah warna hamparan karpet raksasa yang terbuat dari bunga

BACA JUGA: Pekan Florikultura Juga di Tomohon


’’Wah, sudah jadi, joBagus sekali,’’ kata seorang pengunjung yang terlihat beberapa kali menjepretkan kamera ke arah hamparan karpet bunga.
Meski pembuatannya dikebut sejak Sabtu (5/7) siang, pagi itu masih ada tiga petak yang belum terisi bungaHujan pagi itu menjadi salah satu kendala’’Pembuatannya dikebut sampai jam dua dini hariHanya menyisakan tiga petak itu,’’ kata Laurens Bulo, sekretaris umum panitia Tomohon Flowers Festival (TFF) 2008 yang ikut lembur, kepada Jawa Pos kemarin.
Kemarin adalah hari terakhir pelaksanaan TFF 2008Karpet bunga itu diharapkan menjadi momen penutup yang sempurnaNamun, adanya kendala cuaca itu menyebabkan  hanya tinggal delapan orang yang bertahan menyusun bunga di tengah rintik hujan’’Kami sewa tenaga upah untuk menuntaskannya,’’ kata Belu.   
Luas karpet bunga itu 79 x 50 meterUntuk bisa menutup lahan seluas itu dibutuhkan sekitar 7 juta kuntum bunga dari jenis marry gold dan asterKarena waktu yang tersisa saat penutupan tinggal sehari, sekitar 500 orang dikerahkan untuk mengerjakannyaTomohon yang berada sekitar 25 kilometer dari Manado, ibu kota Sulawesi Utara,  tidak mempunyai industri ataupun perusahaan besarKarena itu, pemkot mengerahkan para pegawai negeri sipil (PNS) untuk pekerjaan tersebutMereka berasal dari 14 dinas Kota Tomohon, ditambah dengan badan pemerintah, dan para pegawai kecamatanItu pun ditambah dengan tenaga upah dan para sukarelawan yang berasal dari masyarakat.
Ratusan tenaga itu berdatangan sejak Sabtu pukul dua siangMereka dikelompokkan dalam zona-zona sesuai dengan instansiSetiap instansi bertanggung jawab mengisi zona dengan bunga’’Zoning ini memudahkan pengerjaan sekaligus pembagian warna,’’ jelas BeluLuas masing-masing zona bervariasiKisarannya 5 x 10 meter, namun ada juga yang kebagian lebih dari ituMasing-masing zona dikerjakan lebih dari 10  orang
Supaya pengerjaan bisa cepat, mereka berbagi tugasAda yang memetik kuntum-kuntum bunga dari batang pohonAda yang kebagian menancapkan kuntum-kuntum bunga ke tanahBunga-bunga itu memang tidak disebar begitu sajaKelopaknya harus menghadap ke atas (agar warnanya terlihat)Selain itu, bagian tangkai menancap ke tanah agar tidak mudah diterbangkan angin
Mengingat, tenaga pembuatnya terbatas, tiap instansi yang telah menyelesaikan tugas diimbau membantu tugas instansi yang lainTidak heran bahwa kegiatan tersebut memaksa mereka pulang hingga larutOlivia Theodore, misalnya, salah seorang sukarelawan, sampai harus membawa anak ke tengah lokasi.
’’Nggak ada yang jaga di rumahJadi, saya bawa saja,’’ kata perempuan yang sehari-hari berdinas di sekretariat Pemkot Tomohon itu
Dengan tenaga sebanyak itu, seharusnya pengerjaan karpet bunga bisa diselesaikan secara cepatHal tersebut tidak terwujud lantaran banyaknya turis yang berdatanganLokasi penuh sesak sehingga para relawan tidak fokus menjalankan tugas.
Pembuatan karpet bunga tersebut sejatinya tidak termasuk dalam agenda kegiatan resmi TFF 2008Ide itu dilontarkan Wali Kota Tomohon Jefferson S.MRumajar sebagai solusi untuk membeli kelebihan produksi bunga dari para petani TomohonMaklum, tak semua bunga hasil jerih payah petani termanfaatkan pada even TFF 2008Ribuan pohon bunga mangkrak sehingga tidak sedikit petani yang kecewa.
’’Ini juga sebagai bentuk penghargaan terhadap semangat para petani yang telah menanam bunga,’’ ujar Jimmy Matindas dari Sesi Pameran, Bursa, dan Lomba TFF 2008
Untuk festival yang menjadi agenda tahunan tersebut, Pemkot Tomohon membeli bunga langsung ke para petaniYakni, petani bunga datang ke kelurahan untuk melaporkan jumlah pohon bunga yang dipunyaiPetugas lantas mengecek ke lapanganBila sesuai, transaksi langsung dilaksanakan.
’’Cara ini dilakukan juga untuk menghidari intervensi dari pihak luarJadi, seluruh bunga yang digunakan hasil panen petani Tomohon,’’ kata Jimmy.
Meski begitu, lanjut Jimmy, tidak seluruh hasil kebun bunga petani terbeliKarpet bunga itu hanya membutuhkan tujuh juta kuntum bungaSisa hasil produksi seluruh petani mencapai sembilan juta bunga’’Pasti ada bunga yang tidak terpakai,’’ kata Jimmy
Meski demikian, pemerintah tetap mengusahakan agar setiap petani kebagian jatah’’Katakanlah ada petani yang punya 25 ribu pohon bunga, yang dibeli mungkin sekitar 16 ribuSupaya petani yang lain juga kebagianJadi merata,’’ katanya.
Untuk keperluan bunga tersebut, pemkot menyiapkan dana Rp 300 juta dengan pembelian Rp 400 per bungaJimmy meyakinkan penetapan harga itu tidak merugikan petaniItu sudah berdasar analisis lahan dan biaya produksi’’Misalnya, begini, lahan 1 hektare dengan jarak tanam 30 x 40 cm akan menghasilkan 60 ribu pohon bunga,’’ jelas Jimmy.
’’Jika diberikan harga Rp 400, setiap hektare petani sudah meraup Rp 24 jutaMereka tetap bisa untung karena biaya produksi mereka Rp 7 juta,’’ tambah Jimmy.
Karena luasnya ukuran karpet bunga itu, Pemkot Tomohon akan mencatatakan dalam Musium Rekor Indonesia (Muri) sebagai karpet bunga terbesar’’Tapi, pihak Muri mengusulkan untuk mencatatkan dalam Guinness World Records untuk rekor yang sama,’’ kata Belu, yang juga menjabat kepala Bappeda Kota Tomohon itu
Belu bangga karpet bunga kemarin memecahkan rekor karpet bunga yang dibuat dalam Horti Fair di Amsterdam, Belanda, pada tahun sebelumnyaUntuk keperluan itu, kemarin perwakilan Muri telah melakukan pengukuran’’Penyerahan piagam Muri akan diberikan pada 8 Juli besokJaya Suprana (pimpinan Muri) akan datang melihat langsung ke sini,’’ kata Belu.     
Meski terbilang ide mendadak, banyak masyarakat yang merespons positifTak sedikit pelancong yang kemarin datang ke Tomohon hanya untuk melihat karpet bunga tersebut’’Saya baca koran bahwa ada pembuatan karpet bungaSaya penasaran ingin lihat,’’ ujar Safiah, pelancong dari Manado, yang datang bersama rombonan keluarga.
Selain turis lokal, kreativitas itu menarik perhatian turis asingJeroen Serre yang asal Belanda menyatakan, di negaranya pembuatan karpet bunga seperti itu memang bukan hal baru’’Memang, agak berbedaDi Belanda bunga yang digunakan beragamDi sini hanya aster dan merry goldTapi, bagus sekali,’’ katanya(el)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Api Pon Diguyur Hujan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler