Dikira Penculik Dihajar Massa

Sabtu, 31 Juli 2010 – 13:48 WIB
SILO - Isu penculikan anak yang merebak belakangan benar-benar membuat masyarakat panik dan gelap mataSeorang perempuan yang dianggap menculik anak dihajar warga di Dusun Sumberpakem, Desa/Kecamatan Silo

BACA JUGA: Penjualan Elpiji di Mojokerto Merosot

Menariknya, perempuan yang dihakimi massa di Silo itu Selasa (27/7) sempat diamankan petugas Polsek Jenggawah karena dituduh sebagai penculik.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 kemarin (30/7)
Seorang warga setempat saat itu melihat kedatangan perempuan asing yang gerak-geriknya mencurigakan

BACA JUGA: Sisihkan 10 Persen Panenan Ditanam di Laut

Warga curiga dengan orang asing karena belakangan marak isu penculikan anak.

Saat itu perempuan tersebut mengenakan baju warna merah dipadu dengan celana warna krem
Perempuan itu terlihat warga membawa uang recehan dan sebungkus permen

BACA JUGA: Di Probolinggo, Honorer Bakal Dapat Gaji ke-13

Permen itu yang dibawa perempuan asing itu dicurigai warga sebagai sarana untuk memancing anak-anaka agar mudah dibawa kabur.

Saat berjalan di kampung itu, perempuan tersebut bertemu dengan Desi Ratnasari, bocah empat tahun yang tinggal di kampung tersebutLalu, perempuan itu mendekati DesiKemudian, bocah tersebut diberi permen dan uang receh.

Setelah itu, perempuan itu diketahui seorang warga memeluk DesiKarena warga sudah dihantui isu penculikan anak, kabar adanya perempuan asing yang mendekati seorang anak menyebar cepatBak bensin tersambar api, warga langsung mengejar perempuan asing ituKarena dikejar ratusan warga, perempuan itu pun lari.

Warga kian beringasDalam tempo yang tak terlalu lama, warga yang sudah dibekap emosi langsung kalapMassa menghajar perempuan tak berdaya itu hingga babak belurSebagian warga yang tak tega dengan aksi main hakim itu melaporkan peristiwa itu ke Polsek Sempolan.

Petugas yang menerima laporan itu langsung bergerak ke lokasiPerempuan yang sudah nyonyor itu diamankan ke Mapolsek SempolanMeski sudah dibawa petugas, warga masih terkesan tidakterimaMassa terus membanjiri Mapolsek Sempolan.

Akhirnya, demi keselamatan perempuan tersebut, petugas polsek mengamankannya ke Mapolres JemberPerempuan tersebut lalu dibawa ke piket Satreskrim sebelum diteruskan ke Unit Ruang Perlindungan Anak (RPA).

Saat perempuan yang sampai sekarang tidak jelas identitasnya itu dibawa ke ruang RPA, petugas di unit tersebut baru ngeh bahwa perempuan yang telanjur dihajar warga itu adalah perempuan yang sama yang empat hari lalu diamankan petugas Polsek Jenggawah karena juga diisukan menculik anak""Kemarin malam wanita ini yang dihakimiSekarang masuk lagi ke sini,"" kata Tri, petugas RPA Polres Jember.

Seperti saat baru dibawa ke Mapolres Jember oleh petugas Polsek Jenggawah, perempuan tua itu masih tidak bersedia menyebut nama dan asalnyaMeski petugas berusaha menanyainya dengan pelan-pelan, perempuan itu tetap bungkam.

Meski sempat diamankan polisi empat hari lalu, akhirnya petugas melepaskan perempuan ini""Karena mengalami gangguan jiwa, wanita ini dilepaskanNamun, sekarang malah kembali lagi ke siniSeharusnya, orang ini difoto dan disebarkan bahwa wanita ini mengalami gangguan jiwa, tidak menculik anak,"" kata Tri.

Tri menduga, perempuan tersebut sangat suka kepada anak-anakBnesar kemungkinan perempuan itu mengalami gangguan jiwa karena ada kaitannya dengan anak-anak""Kemungkinan dia mengalami gangguan jiwa karena anak-anakTapi kami tidak tahu pasti karena memang tidak bisa diajak bicara,"" katanya.

Kapolsek Sempolan AKP Zainuri menyatakan, pihaknya harus mengirim perempuan itu ke mapolres sebagai upaya pengamanan""Kami melakukan tindakan itu sebagai bentuk pengamananSebab, dia belum tentu seperti yang dituduhkan,"" katanya.

Perilaku massa yang membabi buta terhadap isu penculikan ini sangat memprihatinkan Yayuk Siti Nurhaqimah, psikolog Yayasan Prisma Consulting JemberDia mengungkapkan, kepanikan masyarakat dengan adanya isu penculikan disebabkan tidak ada jaminan keamanan dari pihak kepolisianRasa aman yang diidamkan tidak dirasakan dengan oleh masyarakat.

Sehingga, kata dia, masyarakat cenderung ingin menyelesaikan masalahnya sendiri secara instanPadahal, semua persoalan memiliki proses penyelesaianKarena diselesaikan secara instan, tindakan massa pun cenderung keluar dari norma.

"Terlepas dari tipe masyarakat yang tergolong masyarakat panik, mereka (masyarakat, Red) juga merasa tidak ada jaminan dari pihak berwajib sehingga cenderung tidak menggunakan logika saat bertindak," paparnya.

Dikatakan dia, andai masyarakat yakin dengan keamanan yang terbangun di tengah lingkungan, niscaya masyarakat akan menanggapi semua isu dengan tenang dan menyerahkan persoalan tersebut pada lembaga yang berwenang"Sekarang kan kebalikannyaMasyarakat sudah tidak percaya dengan lembaga pemerintahan," cetusnya.

Selain itu, dia mengakui masyarakat secara umum tergolong masyarakat panikDengan disentil beberapa isu yang belum tentu benar, masyarakat langsung bergerak dengan tidak menggunakan akal sehat"Yang terjadi anarkisme," lanjutnya.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat tergolong masyarakat panikTidak hanya disebabkan oleh watak, melainkan juga disebabkan kondisi lingkungan yang membuat masyarakat suka bertindak instan.

Namun demikian, lanjut Yayuk, isu penculikan belakangan marak dapat dicegah mulai dari lingkungan keluarga"Karena itu, para orang tua tidak usah terlalu panik dengan adanya isu penculikan tersebut," pintanya

Dijelaskan dia, penculikan dapat dicegah mulai dari lingkungan keluargaSebagian besar kasus pencculikan terjadi ketika anak-anak pulang dari sekolahOleh sebab itu, para orang tua harus memberikan pemahaman banyaknya kasus penculikan pada anak-anaknya"Namun, saat memberi penjelasan tidak terlalu vulgar yang justru bisa menakut-nakuti anak-anakBerikan wawasan bahwa kedisiplinan itu adalah perlu, seperti tidak boleh pulang sebelum bel pulang sekolah," jelasnya.

Selain itu, pihak sekolah juga harus memiliki sistem yang dapat melindungi anak didiknyaSeperti, para petugas sekolah harus memastikan anak-anak didiknya dijemput oleh masing-masing orang tuanya atau keluarga siswa"Tidak boleh membiarkan siswa dijemput oleh orang yang tak dikenalnya," pungkasnya(rid/aj/jpnn))

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 19 Kadinas Timor Tengah Mengadu ke Kementrian PAN & RB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler