jpnn.com, LONDON - Seandainya bisa bicara lancar, mungkin Harvey Kenyon-Cairns akan protes keras.
Namun, alih-alih protes, Harvey mungkin tidak mengerti apa yang terjadi saat ini.
BACA JUGA: Bacokan Teroris Sampai ke Tulang Bripka Karsono
Bayi yang masih 3 bulan tersebut mendadak dipanggil Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di London.
Gara-garanya, dalam permohonan visa yang diajukan atas namanya, ada centang di kolom pertanyaan tentang memiliki kaitan dengan terorisme.
BACA JUGA: Tito Ungkap Motif Teroris Penyerang Mapolres Banyumas
Pertanyaan itu berbunyi, apakah Anda pernah terlibat aktivitas terorisme, spionase, sabotase, atau genosida? Di kolom jawaban ada ya dan tidak.
Rupanya, yang dicentang adalah ya. Langsung saja aplikasi visanya ditolak dan kedubes melayangkan panggilan untuk penyelidikan.
BACA JUGA: 5 Menit Menegangkan! Pria Berpedang Menyerang Polisi
Harvey tak tahu apa-apa. Yang mengisi aplikasi tersebut adalah sang kakek, Paul Kenyon.
Pria 62 tahun itu ingin mengajak Harvey dan ibunya, Faye, berlibur ke Florida, AS.
''Saya tidak tahu bahwa saya salah sampai ada pemberitahuan visa Harvey ditolak,'' katanya.
Dia dan keluarganya mengajukan visa tersebut tiga hari sebelum jadwal keberangkatan.
Senin (10/4) mereka menyerahkan berkas, Kamis berangkat. Biasanya, semuanya lancar. Tapi, tidak kali ini.
Kenyon dan istrinya berangkat lebih dulu bersama kakak Harvey.
Selanjutnya, Harvey dan orang tuanya tinggal untuk proses investigasi di Kedubes AS.
Kenyon mengaku tak percaya bahwa cucunya dipanggil Kedubes AS.
''Saya heran kenapa mereka tidak melihatnya murni sebagai kelalaian. Bayi 3 bulan tidak akan melukai siapa pun,'' tutur pria yang tinggal di Poynton, Cheshire, Inggris, itu. (telegraph/c22/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teroris Serang Mapolres Banyumas saat Konferensi Pers
Redaktur & Reporter : Natalia