jpnn.com - BEIJING - Sekelompok suku Uighur membawa parang dan bom menyerang sebuah pos pemeriksaan polisi lalu lintas di wilayah barat provinsi Xinjiang, Tiongkok. Sedikitnya bentrokan ini menyebabkan 18 orang meninggal dunia.
Seperti dilaporkan Radio Free Asia, Rabu kemarin bentrokan terjadi diduga karena pembatasan keras terhadap muslim Uighur beribadah di bulan suci Ramadan.
BACA JUGA: Tiongkok Tangkap 52 WNI, Menlu Retno Berburu Sumber Informasi
Salah satu sumber mengatakan insiden dalam yang terjadi Senin di Tahtakoruk, barat daya Xinjiang, Kashgar, dan menewaskan 18 orang tersebut ternyata beberapa di antaranya adalah penonton.
BACA JUGA: Wow! Sang Ratu Diminta tak Balik lagi ke Istana
Turghun Memet, seorang perwira polisi yang berada di dekat kantor polisi kota Heyhag kepada RFA mengatakan bahwa serangan dimulai ketika sebuah mobil melaju kencang melewati pos pemeriksaan lalu lintas tanpa henti.
"Ketika salah satu polisi melarikan diri dari pos pemeriksaan, mobil mundur, menabrak dia dan menyebabkan kakinya patah," kata Memet.
BACA JUGA: Dikerjai Teman, Leher Digembok saat Tidur, Eh.. Anak Kunci Hilang, Begini Jadinya
"Dua tersangka lainnya kemudian bergegas keluar dari mobil langsung menyerang menggunakan pisau dan membunuh dua polisi yang datang menyelamatkan rekan mereka," katanya.
Polisi lalu lintas yang tersisa, tidak membawa senjata, mereka adalah bantuan dari departemen Memet dan Polisi Masyarakat Bersenjata (PAP).
"Pada saat polisi bersenjata sampai di lokasi kejadian, tiga tersangka telah tiba dengan sepeda motor dan menyerang pos pemeriksaan dan mobil polisi dengan bahan peledak. Satu polisi biasa, satu polisi lalu lintas dan satu lagi petugas tambahan," kata Memet.
Memet mengatakan mereka juga melukai empat petugas lainnya dan merusak sebuah kendaraan polisi. "Pada saat itu, (petugas bersenjata) kami tiba dan menembak 15 tersangka yang dituduh sebagai teroris," ujarnya.
Memet mengatakan mobil yang digunakan penyerang adalah berplat dari Kizilsu Kirghiz Otonomi Prefektur, kota Atushi. Tapi ia diberitahu mereka adalah warga Kashgar prefektur, kabupaten Yengisheher (Shule) dan Peyziwat (Jiashi).
"Keamanan diperketat di (kota Kashgar), makanya mereka memilih untuk menyerang daerah di pinggiran kota," katanya.
"Senjata mereka masih sederhana, makanya mereka mentargetkan pos pemeriksaan polisi lalu lintas." tandasnya.
Suku Uighur, penduduk mayoritas di Xinjiang sekian lama ditindas pemerintah Tiongkok hingga memicu aksi kekerasan dan menyebabkan ratusan terbunuh sejak beberapa tahun lalu.
Minggu lalu, media dan laman web pemerintah Xinjiang menyiarkan semacam edaran dan arahan melarang aparat pemerintah, anggota Partai Komunis, pelajar dan guru supaya tidak berpuasa sepanjang Ramadan.
Lebih buruk lagi, mereka turut menganjurkan festival bir beberapa hari sebelum Ramadan bermula dengan mengajak penduduk Islam menyertainya. (ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Tahun Curi Celana Dalam Wanita, Pencuri: Saya Susah Tidur Sebelum Menciumnya
Redaktur : Tim Redaksi