jpnn.com - JAKARTA--Nama Ricky Elson, menjadi sorotan publik Indonesia, saat putra asli Padang kelahiran tahun 1980 ini diperkenalkan sebagai pembuat mobil listrik, yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. Jadi sorotan bukan hanya karena kecanggihan mobil listrik, tapi juga karena sosok Ricky yang masih sangat muda (33 tahun), namun telah memiliki prestasi mendunia.
Ia menghabiskan waktu selama 14 tahun di Jepang. Ia tidak hanya menjadi mahasiswa cerdas, tapi juga inspirator bagi penggiat teknologi di sana. Ia menjadi andalan di Nidec Corporation, sebuah perusahaan ternama di Jepang yang bergerak di bidang elektronik, memproduksi elemen motor presisi alias mikromotor.
BACA JUGA: Pembuat Mobil Listrik: Saya Akan Terus Berkarya untuk Indonesia
Sekitar 80 persen produk perusahaan ini merupakan karya pemuda yang disebut Dahlan sebagai 'sang Putra Petir' ini. Bahkan sekitar 14 teori mengenai motor listrik, telah pula dipatenkan oleh pemerintah Jepang atas namanya.
Meski sukses di Jepang, namun rasa cintanya pada tanah air terus memanggil Ricky untuk pulang. Ia pun meninggalkan Jepang. Membuat berbagai riset dan berbagi ilmu dengan para juniornya. Tidak hanya menggarap mobil listrik bernama Tucuxi, Selo dan Gendhis bersama Dahlan Iskan, Ricky 'blusukan' ke pedalaman di Ciheras, Tasikmalaya, untuk membuat pembangkit listrik tenaga angin. Ia berhasil!
BACA JUGA: Anak Buah Ngaku Tahu Kasus Wawan Setelah Diperiksa KPK
Penelitian di Ciheras, Tasikmalaya mengenai pembangkit listrik tenaga angin hasil rancangan Ricky ini, bahkan menjadi yang terbaik di dunia untuk kelas 500 watt peak. Namun kini setelah beberapa tahun meninggalkan Jepang, Ricky yang masih tetap digaji karena perusahaan tak rela kehilangan talentanya, justru kini sedang dihadapkan pada dilema.
"Saya sampai saat ini masih tercatat sebagai karyawan di sana. Jadi saya ditunggu mereka untuk pulang ke Jepang sebelum akhir April," kata Ricky pada JPNN, Kamis (10/4).
BACA JUGA: Bangun Koalisi, PKS Tunggu Finalisasi Penghitungan
Hingga saat ini, permintaan itu belum kunjung dijawab Ricky. Sebelumnya mengenai rencana kepulangannya ke Jepang ini, sempat ramai di berbagai media sosial.
Terutama facebook Ricky yang selalu diikuti oleh banyak pengagum sosok muda inspirator ini. Dalam salah satu statusnya di facebook, Ricky memang sempat menulis tentang tentang tawaran pulang ke Jepang.
"Galau tingkat tinggi, dari semalam dan barusan di Telp beberapa Pimpinan Pershn di Jpn, "udah cukup main2 di Indonesianya" diminta (diperintahkan) balik ke Jepang lagi , akhir April ini, kembali sebagai Engineer for R&D electric motor and applications lagi.ditutup dengan "Sangat banyak yg bisa anda kerjakan disini" ...Heeemmmmh. Bagaimana dengan adik2ku di Ciheras ini? 2014/4/2".
Begitulah tulisan Ricky yang sempat menjadi pertanyaan banyak pihak.
"Saya memang ditawari segera pulang. Tapi saya masih bersemangat dan sangat bersemangat untuk terus berkarya di Indonesia," kata Ricky saat ditanyakan tentang rencananya ke depan.
Ricky memang banyak menyimpan harapan suatu ketika tekhnologi di tanah air bisa bersahabat dengan ilmu yang sudah diserapnya di negeri orang. Seperti yang dituangkannya dalam sebuah catatan, di laman facebooknya beberapa waktu lalu ini:
2 hari yg lalu saya baru "diberikan" ide oleh NYA,
Hari ini saya digalaukan utk mewujudkannya di Indonesia atau di Jepang,
Sudah dengan keyakinan yg melewati pengujian bahwa
Kincir Angin yg sering saya posting dan telah saya kembangkan 3tahun ini,
Telah menjadi yg terbaik didunia, utk kelas 500 Watt peak.
Walau Generator dan Sistem Charging Controllernya masih
Harus saya produksi dengan bantuan perusahaan saya yg diJepang,
Baling2nya.. hari ini dan kemaren setelah beberapa kali prototipe dari teman2 pengrajin pinus,
Telah membuktikan hasil yg jauh dan jauh lebih bagus dari Air-40 dengan blade Fiber buatan
Perusahaan Southwest Amerika itu( 3kali lipat lebih),
Dengan harga yg 40% lebih murah dibandingan FOB mereka yg $850.
Ya, terbaik didunia, namun masih saja...
Harga itu mahal karna saya harus mengimpor Generator dan Controller ya
Dari perusahaan saya bekerja...
Iyaaa saya tahu kita bisa membuatnya....
Karna keduanya saya yang meran cangnya....
Iyaaa.. saya sudah titipkan dan bocorkan teknologi ini pada sebuah institusi di negri ini,
Dan mereka sudah bisa mengembangkannya.. masih skala prototipe, masih butuh waktu...
Namun rakyat tak bisa menawar waktu,
Mereka ingin segera...
Ingin segera dengan kincir Angin yg murah...
Harus jauh lebih murah dari PLT Surya...
Harus dengan Blade yang murah...
Buatan Indonesia yg berkualitas dan tidak murahan,
Harus dengan generator buatan indonesia yg murah dan berqualitas Jepang.
Harus dengan kontroller indonesia yg berkualitas jepang..
Agar kita bisa bikin segera turbin Angin yg lain,
Agar kita bisa segera mengembangkan pembangkit listrik skala mikro yg lain,
Hingga PLN kita mampu berbenah...
Agar kita bisa segera kembangkan mobil2 listrik yg lain...
Agar adik2yg ingin lomba mobil listrik tak lagi bingung mencari sisa motor listrik bekas ke Glodok..
Semuanya bisa dan pasti bisa insyaAllaah....
Waktu tak mau menunggu saya ada dana riset dulu...
Waktu tak mau menunggu , adik2 engineer muda rela bertahan bersama dengan sekedar uang jajan spt masa kuliah..
Untuk segera bersama berinovasi mengembangkan semua harapan diatas...
Waktu tak mau menunggu....
Kemarin inspirasi baru teknologi kincir Angin yg akan merubah
Paradigmapembangkit listrik skala mikro saya temukan...
Maaf.. telah "dipertemukan dengan saya"...
Bernama "Hexagon-pillar windturbin" (sementara)
Yang akan jauh lebih murah dari segi Cost, dan
Mudah diwujudkan di Indonesia.
Saya harus segera mewujudkannya....disini
Segera.....Semoga Allaah memudahkan,
Dan Semoga teman2 engineer muda yg pernah mengembangkan VAWT...
Bersedia ikut bersama saya mewujudkan ini....
Saya butuh teman2 yg bisa simulasi CFD ( Fluent dll)
Desain diungkapkan di Ciheras atau melalui pertemuan lansung.
Bismillaah.
Salam kebangkitan Renewable Energi
Demi kejayan Negri.
2014/4/2
Ciheras.
Untuk mempertahankan Ricky agar tetap di Indonesia, melakukan penelitian dan pengembangan tekhnologi, Dahlan Iskan bahkan rela seluruh gajinya sebagai menteri BUMN diberikan pada pemuda cerdas ini. Namun bagi Ricky, itu bukan poin pentingnya. Ia mengaku sangat menikmati mentransfer ilmunya untuk kepentingan bangsa.
"Saya akan terus bersemangat, meski tekhnologi di kita belum sama dengan mereka ( di Jepang). Sebenarnya, kita jauh lebih mampu dan bisa mengalahkan tekhnologi mereka. Sayangnya kita tidak memiliki satu visi bersama untuk maju. Kita sering bersaing dengan sesama kita," sesal Ricky yang mengaku harus berdiskusi lebih dulu dengan Dahlan Iskan, perihal tawaran untuk kembali ke Jepang.
Sementara Menteri BUMN Dahlan Iskan, mengaku tak bisa berbuat banyak untuk mempertahankan Ricky. Meskis sudah menghibahkan seluruh gajinya, Dahlan bisa mengakui kalau ilmu Ricky jauh lebih dihargai di negeri orang daripada di negerinya sendiri.
"Saya harus minta maaf pada Ricky. Dia ini anak muda dan masa depannya masih panjang. Dia ini betul-betul dibutuhkan oleh perusahaannya di Jepang. Dalam sebulan atau dua bulan ini, kalau mobil listrik tak ada kejelasan, saya harus merelakan dia untuk pulang ke Jepang," kata Dahlan dengan nada kecewa.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemecahan Kendi Sambut Pesawat Kepresidenan
Redaktur : Tim Redaksi