Dilindas Gentrifikasi, Seniman Berlin di Ambang Kepunahan

Jumat, 05 Juli 2019 – 13:15 WIB
Seniman-seniman Berlin ini terancam kehilangan studio mereka karena harga properti yang melonjak tinggi di ibu kota Jerman itu. Foto: AFP

jpnn.com, BERLIN - Makam kecil di luar gedung pusat budaya Treptow Ateliers, Berlin, Jerman, itu terlihat suram. Tak ada nama di nisan berbentuk salib yang terbuat dari kayu-kayu tua tersebut. Justru yang terukir adalah tulisan Dibongkar 2019 dalam bahasa Jerman maupun Inggris.

Meski terlihat angker, itu memang bukan makam sungguhan. Melainkan seni instalasi yang dibuat seniman Martin Frese dan kawan-kawannya. "Ini adalah instalasi untuk menarik perhatian tentang apa yang sedang terjadi di sini," ujar pelukis Lydia Paasche seperti dikutip Agence Prance-Presse.

BACA JUGA: Investasi Jangka Panjang, Beli Properti Sekarang

Frese, Paasche, dan para seniman lainnya sedang resah. Treptow Ateliers yang sejak 2013 mereka sewa kini bakal dibongkar. Sekitar 30 seniman yang memiliki studio di gedung tersebut sudah mendapatkan surat peringatan. Mereka diminta untuk pergi paling lambat Maret 2020. Treptow Ateliers akan dibongkar dan diganti dengan gedung multifungsi lima lantai. 

Para seniman itu tentu bukan satu-satunya korban. Gedung pusat seni seperti Ta cheles sudah rata dengan tanah sejak 2012 lalu. Di lokasi itu akan dibangun apartemen mewah dan hotel. Separo di antara 8.000 seniman di Berlin yakin bahwa studio seni mereka akan digusur dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Harga Properti di Sekitar MRT Naik 20 Persen

Sebagian besar seniman di Berlin menjadi korban gentrifikasi. Orang-orang kaya dari wilayah Jerman yang lain serta mereka yang berasal dari luar negeri ingin membeli properti di Berlin. Harga properti jadi meroket tajam.

Pada 2017, harga properti naik 20,5 persen. Itu adalah kenaikan tercepat jika dibandingkan dengan kota mana pun di seluruh dunia.

BACA JUGA: Harga Properti di Sekitar Stasiun MRT Naik 20 Persen

Dulu Berlin tak pernah menjadi magnet bagi para investor properti. Harga sewa bangunan di sana sangat murah. Seniman mulai memadati ibu kota setelah tembok Berlin dirobohkan pada 1989. Mereka mengambil alih gedung-gedung kosong dan pabrik yang tidak terpakai.

Berlin pun menjadi pusat budaya dan seni di Jerman dan penjuru dunia. Kota tersebut bahkan dijuluki sebagai Makkah-nya seniman.

Tapi, sebentar lagi predikat sebagai kota yang paling tak menarik bagi investor itu mungkin harus dilepas. Sejak terjadi kenaikan harga properti, satu persatu gedung-gedung pusat budaya di Berlin tergusur. Studio-stu dio seni ditutup, dibangun gedung baru dengan harga sewa yang fantastis. Asosiasi Seniman Visual Profesional di Berlin (BBK) mengungkapkan bahwa per tahun setidaknya 350 studio seni ditutup.

Para seniman tak terima. Mereka membuat berbagai instalasi sebagai wujud protes. Beberapa ada yang membuat baliho bohongan tentang pembangunan suatu gedung di ruang terbuka. Nomor telepon para seniman itu disertakan.

Banyak orang terkecoh. Mereka tetap menelepon dan ingin membeli apartemen atau properti apa pun di Berlin. Orang-orang itu siap membayar langsung tanpa perlu melihat bangunannya. Beli dulu sisanya urusan belakangan.

"Beberapa orang hanya ingin ikuti-kutan (membeli properti)," ujar Dorothea Nold, seniman visual, seperti dikutip The Guardian. Beberapa bahkan tidak percaya ketika dijelaskan bahwa iklan tersebut hanyalah bentuk kampanye untuk mengkritik pembangunan besar-besaran di Berlin.

Jika tren penggusuran studio seni itu terus berjalan, Berlin akan kehilangan jiwanya. Yaitu, sebagai kota pusat seni. "Apalah Berlin tanpa seninya, klub-klubnya, dan budayanya? Ia bakal sama saja dengan ibu kota lain nya. Ia bakal membosankan," tegas pelukis Sebastian Koerbs. (sha/c22/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suku Bunga Acuan 6 Persen, Momen Tepat Beli Properti


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler