jpnn.com, SURABAYA - Kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan membawa angin segar bagi industri properti.
Suku bunga di kisaran enam persen tersebut bisa meningkatkan penjualan properti pada awal 2019.
BACA JUGA: Naik 18 Persen, Pendapatan Lippo Karawaci Tembus Rp 12,5 Triliun
Para pengembang perumahan premium pun makin gencar merilis produk baru untuk memperluas pasar.
’’Tentu positif. Selain menunjukkan inflasi yang terkendali, juga memberikan keuntungan bagi pembeli properti saat ini,’’ ujar Direktur Marketing Pakuwon Group Sutandi Purnomosidi, Kamis (7/3).
BACA JUGA: 3 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Investasi Properti
Dia menyatakan, sekarang merupakan waktu yang tepat untuk membeli atau memulai investasi di bidang properti. Sebab, suku bunga enam persen itu relatif rendah.
Dengan menahan suku bunga acuan, BI memudahkan konsumen yang ingin membeli properti secara kredit.
BACA JUGA: Realisasi KPR 2018 Masih Lebih Baik Dibanding Tahun 2017
Baik kredit pemilikan rumah (KPR) maupun kredit pemilikan apartemen (KPA). Sejauh ini pembelian properti lewat KPR dan KPA masih dominan.
BI mencatat pertumbuhan skema pembayaran properti via KPR dan KPA 13,9 persen pada triwulan IV tahun lalu.
Pakuwon Group, menurut Sutandi, juga bergantung banyak pada KPR dan KPA. ’’Sekitar 80 persen menggunakan skema ini,’’ kata Sutandi.
Belakangan, KPA juga makin diminati. Sebab, sebagian besar pembeli pemula adalah anak muda. Bagi mereka, tinggal di apartemen lebih menyenangkan.
Apalagi jika apartemennya berlokasi di dalam kota atau dekat tempat kerja. Di Surabaya, 75 persen pembeli lebih memilih apartemen ketimbang rumah tapak. (ell/res/c14/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ruko Dijual Murah, Saatnya Berinvestasi Properti
Redaktur : Tim Redaksi