Din Syamsuddin: Seperti Rumah Tangga Besar

Kamis, 29 Desember 2016 – 19:18 WIB
Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (PIM) Din Syamsuddin bersama Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Romo Frans Magnis Suseno dan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid menjadi pembicara pada refleksi akhir tahun 2016 yang mengangkat thema "Tantangan Merawat Kebangsaan Indonesia". Foto: Ken Girsang/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com - Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (PIM) Din Syamsuddin mengajak semua pihak menyadari bahwa kemajemukan yang menjadi ciri khas Indonesia selama ini menghadapi tantangan.

Karena itu harus segera dicari jalan keluar terbaik, sehingga keutuhan NKRI dapat terus terpelihara.

BACA JUGA: Din Sebut Tersangka Suap Bakamla Itu Cuma Mau Membantu

"Tidak ada jalan lain selain berdialog. Mari sesama anak bangsa, duduk bersama, kita berdialog membahas masalah bersama. Saya berkeyakinan, dengan ketulusan berdialog mencari solusi dan jalan keluar, permasalahan yang ada dapat ditangani," ujar Din pada refleksi akhir tahun 2016 'Tantangan Merawat Kebangsaan Indonesia' yang digelar di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (29/12).

Acara digelar Panitia Bersama DPP Projo, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, Jaringan Duta Joko Widodo dan sejumlah lembaga lainnya.

BACA JUGA: Din Syamsuddin: Pak Fahmi Itu Bagaikan Adik Saya

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini optimistis, dengan dialog yang baik, maka masalah-masalah terkait fundalmentalisme, prulalisme, ekstrimisme yang ada, bisa dihadapi bersama.

"Asalkan lingkaran besar ini, baik itu Islam, Kristen, Katolik dan berbagai suku bangsa betul-betul berkeinginan menyelesaikan masalah," ucap Din.

BACA JUGA: Sambangi KPK, Din Syamsuddin: Saya Datang Meminta Izin

Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, sangat beralasan akhir-akhir ini disebut ada ancaman radikalisme, fundalmentalisme dan eksterimisme yang mengancam keutuhan NKRI.

Namun demikian, Din mengajak semua pihak untuk tidak berlebihan menyikapinya. Karena lingkaran masyarakat Indonesia yang moderat, tidak radikal, jauh lebih besar.

"Oleh karena itu perlu ada kerja sama lintas agama dan suku. Ini sama dengan seperti hidup di rumah tangga yang besar, ada satu dua anak yang berpikiran lain. Tapi asal ada kecerdasan, kearifan, saya yakin rumah tangga utuh," pungkas Din Syamsuddin.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Getas, Desa Penjunjung Toleransi di Lereng Gunung


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler