jpnn.com, JAKARTA - Analis Komunikasi Politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo mengatakan dinamika politik setelah Pemilu bisa berpengaruh kepada masyarakat di bawah.
Oleh karena itu, dia mewanti-wanti agar kisruh politik di kalangan elite tidak sampai menimbulkan konflik horizontal.
BACA JUGA: Tanggapi Sengketa Pilpres 2024, GPKR Mengetuk Hati Para Hakim MK, Begini Harapannya
“Selama konfliknya masih elite saja atau dari bawah ke elite, itu tidak masalah menurut saya. Namun, kalau sudah konflik horizontal, itu akan susah untuk meredam atau mendinginkan tensi politiknya,” kata Kunto.
Menurut Kunto, dinamika di elite politik masih aman selama masih dalam koridor demokrasi, tidak menggunakan kekerasan, tidak menghasut, tidak mengajak melakukan kekerasan.
BACA JUGA: Anies: Hasil Suara Pilpres Tak Mencerminkan Kualitas Demokrasi
Dalam suasana Ramadan, menjadi penting bagi semua orang untuk bisa mengendalikan diri, termasuk pengendalian diri dalam urusan politik.
“Saya pikir sampai sekarang, belum ada konflik yang meruncing sampai berujung kekerasan. Saya harap tetap kondusif terus suasananya. Walaupun ada gesekan dan dinamika di elite yang tensinya meninggi,” ujar dia.
BACA JUGA: Timnas AMIN Seret 8 Menteri Jokowi ke Sidang Perdana Sengketa Pilpres 2024
Kunto mengatakan masyarakat harus bisa membedakan narasi untuk kepentingan politik elite dan yang memang nyata-nyata untuk mejaga demokrasi dan kepentingan pemilih atau publik luas. Namun, diakuinya, hal itu memang cukup sulit dibedakan.
“Harus bisa membedakan mana retorika untuk kepentingan elite, mana retorika yang bertujuan merawat demokrasi. Nah ini yang susah. Karena secara retorika akan sama saja. Butuh ketajaman dan kedalaman berpikir bagi kita untuk merespons isu elite,” kata Kunto. (flo/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi