jpnn.com, BALIKPAPAN - Pemkot Balikpapan dinilai masih setengah hati mengatasi banjir.
Selain enggan memberikan sanksi bagi pengembang nakal, pemkot juga ogah membeber pengembang yang tak mematuhi ketentuan lingkungan.
BACA JUGA: Pasang Muka Kecut, Pengedar Bakar Ganja di Hadapan Polisi
Padahal, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) merilis jumlah pengembang yang disebut nakal tersebut.
Menurut Kepala DLH Suryanto, langkah itu tidak menyelesaikan persoalan. Apalagi, sampai dibawa ke ranah hukum.
BACA JUGA: Menguak Modus Waria Jajakan Diri di Media Sosial
Selama pengembang punya komitmen, persoalan yang ada bisa ditangani.
Terlebih, sudah ada pertemuan dengan asosiasi pengembang, yakni Real Estate Indonesia (REI) Balikpapan.
BACA JUGA: Ibu, Anak, dan Tetangga Nekat Jadi Perampok
Tujuannya, mengumpulkan komunitas untuk menangani banjir dari sisi pengelolaan sampah.
“REI punya komitmen menangani banjir di Balikpapan. Salah satunya menggerakkan komunitas dengan melakukan aksi membersihkan sampah. Soalnya, sampah juga menyebabkan banjir kalau sampai di drainase. Juga ada 53 pengembang yang sudah komitmen pengelolaan sampah dari sumber,” bebernya akhir pekan kemarin.
Suryanto melihat komitmen dari pembangunan gedung komersial.
Misalnya, membangun ground tank yang mampu menampung air hingga ribuan liter.
Menurut dia, hal itu juga memiliki peran mengurangi banjir di Balikpapan.
Meski demikian, tim DLH akan tetap melakukan pengawasan.
“Nanti kalau ada pengembang baru, kami pastikan tim kami ikut mengawasi. Bagaimana pelaksanaan di lapangan. Apakah sudah sesuai site plan atau belum,” ucapnya. (rdh/rom/k11)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Djulian Jual Pistol, Ternyata yang Beli Polisi
Redaktur & Reporter : Ragil