Dinik Sakit Parah, Ditandu Polisi dan Warga Sejauh 9 KM

Selasa, 10 Juli 2018 – 00:06 WIB
Personel Polsek, petugas Puskesmas dan warga Meranti bahu membahu menggotong Dinik dengan tandu seadaanya, Sabtu (7/7). Foto: Polsek Meranti for RK

jpnn.com - Polisi bersama warga menandu Dinik, warga Meranti Kabupaten Landak yang sakit parah, sejauh 9 kilometer.

Ocsya Ade CP, Meranti

BACA JUGA: Mengapa Banyak Orang Jatuh Sakit Setelah Lebaran?

Di Dusun Nango Desa Tahu Kecamatan Meranti Kabupaten Landak, Kalbar, merupakan daerah terpencil. Di sana tinggal keluarga yang kurang mampu. Pasangan Endol dan Dinik.

Mereka mempunyai empat anak yang masih kecil. Kendong berusia 9 tahun, Armada 7 tahun, Garot 5 tahun dan Dara yang masih berusia 2 bulan.

BACA JUGA: Kisah Pak Guru di Daerah Pedalaman, Baju Berlumpur Hal Biasa

Dalam himpitan ekonomi, keluarga ini malah mendapat cobaan yang begitu besar. Dinik mengidap penyakit parah. Sejak tiga tahun lalu. Bagian perut membesar. Pusarnya mengeluarkan darah disertai nanah dan bau tak sedap. Bahkan pernah sampai satu ember.

Setiap malam Dinik selalu merintih kesakitan. Karena himpitan ekonomi itu, Dinik tak pernah dibawa berobat. Begitu juga saudara dari suaminya yang tidak begitu mampu secara perekonomian untuk memberikan bantuan.

BACA JUGA: Inilah Sejumlah Tanda Bayi Anda Sedang Sakit

Untuk meringankan rasa sakit itu, Dinik menambal sendiri pusarnya dengan tanah kuning atau merah. Bahkan, wanita 34 tahun ini sempat minum racun agar tak merasakan penderitaan untuk selama-lamanya.

Disaat Dinik putus asa, beruntung dia mempunyai suami dan anak-anak yang selalu menyemangati. Selama suaminya pergi bekerja sebagai petani dan anak sulungnya sekolah di salah satu SD terdekat, Dinik diasuh oleh Armada dan Garot, yang masih belum sekolah. Kedua bocah lelaki ini juga mengasuh adiknya yang masih bayi.

Informasi yang didapat, terkadang keluarga ini juga jarang makan. Karena ibunya sakit, si bayi juga tidak diberi asupan ASI. Apalagi susu formula. Mereka menggantinya dengan air putih.

Kemirisan hidup ini memang diketahui tetangga dan RT setempat. Tapi apa boleh buat, perekonomian di sana sama-sama susah. Kepala Desa dan Camat setempat dikabarkan tidak mengetahui kondisi warganya ini.

Kisah Dinik ini sempat viral di media sosial. Warganet ramai membahasnya. Ada pula warga yang menyumbang dan komunitas yang sukarela membuat aksi penggalangan dana. Cepatnya informasi di zaman era digital ini, membuat sejumlah pihak mulai tergerak mengulurkan tangannya.

Salah satunya, kepolisian dari Polsek Meranti, jajaran Polres Landak. Bersama empat petugas Puskesmas Meranti, Kapolsek Meranti dan Bhabinkamtibmas-nya mengevakuasi Dinik. Dari rumah yang sangat sederhana, dibawa ke Puskesmas.

"Kami awalnya mendapat informasi di media sosial bahwa ada warga Dusun Nango sakit parah dan tidak mampu berobat karena kondisi ekonomi serta akses jalan yang tidak bisa masuk kendaraan roda empat," kata Kapolsek Meranti, Ipda Asep Tabroni saat dihubungi Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group), Minggu (8/7).

Setelah mendapat informasi ini, Asep berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Meranti, Kamisius Urip. Kebetulan Urip juga sudah mendapat informasi serupa. Kedua pihak ini kemudian memutuskan untuk menjemput Dinik.

"Saya bersama Bhabinkamtibmas setempat, Brigpol Abadi Susanto dan Kepala Puskesmas beserta tiga petugasnya menjemput pasien tersebut," tuturnya.

Upaya pertolongan ini tak begitu berjalan mulus. Untuk sampai di rumah Dinik, harus menggunakan sepeda motor. Mobil ambulans Puskesmas tidak bisa masuk. Jalan menuju rumah Dinik sempit. Ambulans hanya bisa sampai di Dusun Sekiok.

"Akhirnya, pasien kami tandu dengan alat seadanya. Kami menandu berjalan kaki sejauh 9 kilometer untuk sampai ke ambulans," paparnya.

Hitung-hitung, tim gabungan berjalan selama satu setengah jam. "Kami dari tim Polsek, Puskesmas dan warga bergantian menandu pasien sampai lokasi ambulan," sambung Asep.

Selanjutnya, Dinik langsung dibawa ke Puskesmas Meranti untuk mendapatkan perawatan medis. Kemudian dia dirujuk ke RSUD Landak. Menurut keterangan dokter, kata Asep, Dinik diagnosa gagal ginjal (Tumor Intra Abdoment).

Asep menambahkan, pihaknya sebisa mungkin membantu meringankan beban warga di wilayah hukumnya. Untuk diketahui, sambung Asep, warga sekitar tidak ada yang mengetahui bahwa Dinik sakit. Karena antara tetangga memang jarang komunikasi.

"Nango termasuk dusun terpencil yang SDM-nya rendah. Baik dari segi pendidikan maupun ekonomi," ungkapnya. Makanya, sambung Asep, kegiatan ini turut dijadikan ajang untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi dengan baik antara kepolisian dengan masyarakat.

Bhabinkamtibmas Polsek Meranti, Brigpol Abadi menambahkan, hal sekecil apapun yang dilakukan sangat berarti untuk warga di desa binaannya. "Ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap warga di Desa Tahu, terlebih kepada mereka yang membutuhkan," ucapnya.

Upaya mulia yang dilakukan ini diapresiasi Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Irjen Arief Sulistyanto. Apalagi, jenderal bintang dua ini paham betul dengan kondisi di Bumi Khatulistiwa. Karena dia pernah menjabat sebagai Kapolda Kalbar. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencari Ikan Tewas di Sampan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler