JAKARTA -- Pemilihan Komjen (pol) Timur Pradopo sebagai calon tunggal kapolri yang disodorkan presiden, masih menimbulkan sejumlah pertanyaan di masyarakatPasalnya mantan Kapolda Metro Jaya itu dipilih secara mendadak dan menyisihkan sejumlah nama yang sebelumnya mempunyai kans lebih besar menjadi calon kapolri.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menyebut, penunjukan Timur sebagai calon tunggal mengindikasikan adanya kepentingan politik presiden
BACA JUGA: Timur Dihadang Rekening Gendut dan HAM
"Kepentingan politik presiden bermain di sini jelas sekaliMenurutnya, indikasi ini terlihat dari tak diterimanya sejumlah nama yang sebelumnya disodorkan polri untuk menduduki kursi Tribrata 1
BACA JUGA: Ngaku Sering Ditagih Auditor BPK
Malah presiden miminta calon lain untuk disodorkan ke DPR.Namun, lanjutnya, presiden sebagai sebuah jabatan politik, wajar juga jika punya kepentingan
Sebelumnya sejumlah nama yang disebut berpeluang besar menjadi kandidat kapolri, antara lain Komjen (pol) Nanan Sukarna, Komjen (pol) Imam Sujarwo, Komjen (pol) Ito Sumardi dan beberapa nama lainnya.
Tak diakomodirnya keinginan internal polri inilah yang disebut Bambang Widodo sebagai pemilihan diluar system
BACA JUGA: Timur akan Dicecar Skandal Century
"Seyogyanya kalau menurut hemat saya, Polri punya penilaian sendiri karena jangan sampai pencalonan di politisir, sebaiknya jangan melakukan pemilihan di luar system,’’ tambahnya.Padahal, menurutnya, usulan internal polri harus didahulukan karena polri tahu mana yang terbaik untuk memimpin lembaga ituWalaupun presiden mempunyai hak prerogratif untuk menunjuk calon kapolriTerlebih dari segi prestasi Bambang menilai Timur tak begitu menonjol dibandingkan perwira tinggi lainnya.
‘’Gak ada, prestasi (Timur) juga gak menonjolDengan kasus-kasus yang selama ini belum terbongkar kan sudah teruji pada waktu menjabat Kapolres Jakarta Barat dalam mengamankan Pak Harto dalam kasus Trisakti,’’ imbuhnya.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RMS Menggugat, SBY Batal Melawat
Redaktur : Tim Redaksi