Dinilai Porno, 'Suster Keramas' Dikecam

Sabtu, 09 Januari 2010 – 07:35 WIB

BANDUNG -- Setelah di Samarinda, giliran sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Bandung mengecam  film 'Suster Keramas' yang sudah beredar tayang di sejumlah bioskop di Kota Kembang ituFilm yang salah satu bintangnya 'artis panas' asal Jepang, Rin Sakuragi, itu dianggap  mengandung adegan syur alias porno.

Ketua FSLDK Bandung Raya, Adi Suandika, di sela unjuk rasa di Gedung Sate, kemarin (8/1) secara tegas mendesak agar penayangan film 'Suster Keramas' dihentikan karena berdampak buruk terhadap masyarakat

BACA JUGA: Keluarga Baru Resolusi 2010

"Film Suster Keramas sangat tidak layak ditonton
Dikhawatirkan, akan berdampak terhadap perilaku masyarakat

BACA JUGA: Avatar Selangkah Lagi Nomor Satu

Apalagi, tidak sedikit kasus kejahatan seksual yang terjadi, pemicunya antaralain disebabkan karena tayangan porno," ujarnya.

Film yang dari luarnya dikemas dalam bentuk komedi dan honor tersebut dibintangi oleh artis porno asal Jepang yaitu Rin Sakuragi
Sekedar diketahui, Sakuragi merupakan artis porno kedua terpopuler di Jepang setelah Maria Ozama alias Miyabi yang sebelumnya ditolak kedatangannya ke Indonesia.

Sebelumnya, kecaman juga dilontarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Samarinda yang menolak pemutaran film yang dibintangi bintang porno asal Jepang tersebut.
Alasannya, film ini lebih banyak menonjolkan tayangan berbau erotis dan mistis sehingga tidak ada unsur edukatif dalam film ini

BACA JUGA: Emma dan Kaki yang Hilang

MUI pun telah mengirim surat kepada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).

Ada lima point yang jadi keberatan MUIPertama, kata keramas mengandung konotasi mandi sehabis bersetubuhKedua, pemeran film tsb adalah Rin Sakuragi yang seperti juga Miyabi adalah bintang porno asal JepangKetiga, Film suster keramas lebih banyak menonjolkan adegan syur yang dibuktikan adanya adegan seorang wanita membuka pakaian di depan dua orang lelakiKeempat, film tersebut banyak menayangkan adegan vulgarKelima, film tersebut bisa merusak akhlak masyarakat.

Adi Suandika berharap Lembaga Sensor Film harus lebih selektifBagaimanapun, katanya, ini berkaitan dengan akhlak generasi muda kedepan"Peredaran film Suster Keramas sangat ironisPasalnya, saat ini bangsa Indonesia tengah gencar-gencarnya memerangi pornografi dan pornoaksiBahkan, UU Pornografi dan Pornoaksi pun sudah disahkan," ujarnya.

Dikatakan, banyak tayangan film positif yang juga sangat layak jual"Lantas kenapa memproduksi film porno?" ujarnya heranDia mengingatkan pihak yang memproduksi film 'Suster Keramas' sadar diri dan mau memperhatikan apa manfaat film tersebut bagi masyarakat"Sehingga, bukan atas dasar pertimbangan keuntungan materi semata.Derajat perempuan telah dilecehkan dengan adanya film pornoTidak ada alasan lagi bagi pihak terkait untuk segera mencabut penayangan Suster Keramas di sejumlah bioskop,” tegasnya(dni,sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Juri Indonesian Idol 2010


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler