jpnn.com - MALANG - Eksodusnya eks PSK Surabaya ke sejumlah lokalisasi di Kabupaten Malang diakui oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang. Menurut Dinsos, PSK-PSK itu berasal dari lokalisasi yang ditutup oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Ya, beberapa tempat esek-esek yang sudah ditutup Pemkot Surabaya di antaranya adalah Tambaksari, Klakahrejo, Dupak Bangun Sari dan Sememi.
BACA JUGA: Sebelas PNS Situbondo Dipecat Selama 2013
Selanjutnya, dalam waktu dekat ini, Pemkot Surabaya juga akan menutup Dolly, yang disebut-sebut sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.
Ternyata, hasil pendataan dari Dinsos Kabupaten Malang, PSK yang lokalisasinya ditutup dan sudah mendapatkan uang pesangon dari Pemkot Surabaya tak menggunakan uangnya untuk membuka usaha. Tapi mereka justru pindah ke beberapa lokalisasi di luar Surabaya untuk kembali menjajakan tubuhnya.
BACA JUGA: Buntut Penggerebekan Teroris Ciputat, Bali Diperketat
Nah, satu yang disasar bekas PSK Surabaya adalah lokalisasi di Kabupaten Malang dan sekitarnya.
Kepala Dinsos Kabupaten Malang Sri Wahyuni Pudji Lestari mengatakan, eksodusnya para PSK eks Surabaya terdeteksi ketika pihaknya melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan pembinaan rutin di beberapa lokalisasi di wilayahnya.
BACA JUGA: HB X: Sekarang, Tikus Takluk dengan TBS
Saat pertanyaan diajukan pihak Dinsos apakah ada PSK baru, sejumlah PSK mengangkat tangannya. Jumlahnya pun terbilang lumayan. Dari situlah diketahui bahwa dampak penutupan lokalisasi di Surabaya adalah pindahnya para PSK itu ke Kabupaten Malang. "Kini kami berupaya jangan ada lagi (PSK Surabaya) yang masuk ke sini," kata Wahjuni. (bb/fir/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mulai Eksodus, Eks PSK Dolly Jadi Primadona di Malang
Redaktur : Tim Redaksi