Dipaksa Akui Mencuri, Siswa SD Trauma Sekolah

Selasa, 24 September 2013 – 10:15 WIB

jpnn.com - JAKARTA--Seorang siswa kelas 2 SDN 24 Klender, Durensawit, IPS (8) trauma masuk sekolah. Usut punya usut, siswa tersebut takut dengan guru yang menuduhnya mencuri. Tak ayal, keluarga siswa tersebut protes.

 

Paman  IPS, Steve, mengatakan, keponakannya yang biasanya bersemangat sekolah, kini enggan untuk masuk sekolah. Dia menyesalkan sikap para guru dan pihak sekolah yang membuat keponakannya secara psikologis tertekan, sehingga enggan bersekolah. Terlebih karena sikap guru tersebut, Ilham kini menjadi bahan ejekan teman-temannya di sekolah. Ilham dianggap pencuri buku temannya dan selalu diejek rekan sekolahnya.

BACA JUGA: Petugas Parkir Tak Singkron dengan Dishub

Padahal, kata Steve, keponakannya itu mengaku sama sekali tidak pernah mencuri buku temannya. Ilham dipaksa mengaku mencuri oleh para guru di sekolahnya di SDN 24 Pagi Klender, Durensawit, Jakarta Timur.”Guru macam apa yang membuat siswanya yang masih anak-anak ini, menjadi trauma. Ini sudah tidak benar,” kata Steve, kemarin.

BACA JUGA: DKI Melawan Mobil Murah

Steve berharap pihak sekolah dan para guru bertanggung jawab atas masalah yang menimpa keponakannya. Menurutnya guru yang membuatnya keponakannya tertekan secara psikologis dan trauma, harus mendapatkan sanksi. Steve menuturkan keponakannya, merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Rudi Simbolon dan Tetti Rauli Sihombing.

Mereka tinggal di Kampung Pertanian Tengah, RT 10/1, Kelurahan Klender, Duren Sawit, Jakarta timur.Steve menuturkan, peristiwa berawal pada Kamis (19/9), yakni pada saat adanya pembagian buku tulis garis oleh pihak sekolah. ”Keponakan saya menerima buku yang dibagikan, namun bukan atas nama dia,” kata Steve.

BACA JUGA: Kelulusan CPNS Gunakan Passing Grade

Lalu ada seorang murid yang merasa buku yang dipegang IPS adalah miliknya karena ada nama siswa itu. Sang murid itu lalu mengadukannya kepada guru dan mendatangi IPS. ”Tanpa bertanya dan melakukan investigasi apapun, sang guru langsung mengatakan di depan murid-murid lainnya, bahwa Ilham adalah pencuri. Kata dia ’murid saya ternyata ada pencuri'," kata Steve menirukan ucapan keponakannya atas tuduhan sang guru.

IPS kemudian disidang di ruang guru untuk meminta maaf dan mengakui perbuatannya.”Merasa tidak mencuri, keponakan saya nggak mau mengakui. Dia lalu mengadukan ke orangtuanya,” kata Steve.

Karena tak terima, ibu ilham mendatangi sekolah dan meminta klarifikasi. ”Saat itu terjadi perdamain, dan sang guru meminta maaf,” kata Steve. Namun,  dampaknya, keesokan harinya saat masuk sekolah, IPS kembali dibawa sang guru tersebut ke ruangannya. Ilham dipaksa untuk mengaku telah mencuri buku.

Namun Ilham tetap menolak mengakui hal yang dirasa tidak dilakukannya. Ilham kemudian kembali mengadukan hal itu kepada orangtuanya. Sementara teman-teman Ilham mengejek dan mengatai Ilham adalah pencuri karena tahu Ilham dipanggil lagi ke ruang guru.

”Akhirnya  dia nggak mau sekolah karena trauma. Dia sepertinya depresi dan tertekan. Namanya anak-anak, merasa sangat malu karena dituduh mencuri. Padahal Ilham merasa tak mencuri," papar Steve.

Kasi Sekolah Dasar Sudin Dikdas Jakarta Timur, Momon Sulaiman, saat dikonfirmasi hal tersebut mengatakan pihaknya masih mengecek dan berkonfirmasi ke sekolah setempat atas masalah ini. Menurut Momon, yang terpenting pihaknya berupaya agar IPS mau sekolah lagi. ”Kami akan cek dan dalami masalah ini dulu. Intinya kami harapkan sang siswa mau sekolah lagi dan tidak trauma,” kata Momon.(dni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua TemanSopir Altis Maut Pilih Kabur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler