jpnn.com, JAKARTA - Langkah Indo Barometer melakukan survei memasangkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres pendamping Jokowi, menuai kritik.
"Jokowi setahu saya nggak suka dengan orang yang nama- namanya dibesarkan dan coba di-frame, dipasang-pasangkan," ungkap Pangi Syarwi Chaniago, Direktur Eksekutif Voxvol Center and Consulting kepada INDOPOS (Jawa Pos Group), Senin (4/12).
BACA JUGA: Apa Hebatnya sih Mas AHY?
Dia menegaskan, soal nama AHY tiba-tiba mencuat itu tidak objektif dan tidak didukung oleh fakta-fakta yang konkret. "Apa hebatnya AHY?" tandas Pangi.
Pangi memertanyakan, apakah karena ikut pilkada DKI Jakarta lalu seolah-olah sudah bisa jadi cawapres-nya Jokowi.
BACA JUGA: Jokowi dan Hadi Tjahjanto, dari Solo ke Ibu Kota
"Belakangan saya lihat terlalu dipaksakan dan digiring. Gatot, AHY, Muhaimin, termasuk Prabowo sangat berharap dipinang Jokowi jadi pendampingnya," tuturnya.
Pangi juga mengaku, dari hasil survei yang dilakukan Indo Barometer terlihat AHY belum memiliki konten dan narasi yang dalam.
BACA JUGA: Elektabilitas Jokowi Cuma Sebegini, Gerindra Makin Happy
"Nggak baik menurut saya tradisi habitus politik yang terkesan mengemis-ngemis agar bisa menjadi pendamping Jokowi. Walaupun sah-sah saja secara politik dan tidak ada yang salah," imbuhnya.
Namun, menurut Pangi, bila memang calon tersebut punya kapasitas, punya narasi dan paham konten, harus percaya diri jadi capres dan tidak usah bersikap yang terkesan mengemis jadi cawapres-nya Jokowi, karena tak elok dan kurang elegan. (aen/wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Makin Yakini AHY Dikehendaki Rakyat
Redaktur & Reporter : Soetomo