jpnn.com, PADANG - Ratusan warga kembali memblokir jalan di KM-15, depan Universitas Baiturahmah, Padang, Sumatera Barat.
Kondisi itu membuat arus lalu lintas menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan Pelabuhan Teluk Bayur via Bypass lumpuh sekitar tiga jam.
BACA JUGA: Ponsel Turis Asing Dirampas Jambret di Jalan Bundo Kanduang
Warga memblokir jalan dengan cara membakar ban bekas dan kayu di badan jalan.
Jika sebelumnya dilakukan malam hari, kemarin siang jelang Shalat Jumat. Warga mendapat informasi pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Padang bakal mengukur tanah yang diklaim Lehar mamak kepala waris Kaum Maboet.
BACA JUGA: Polisi Tetapkan Orang Tua Perantai Anak Itu jadi Tersangka
Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Jumat (26/1) sekitar pukul 10.00 hingga 12.30 di lokasi kejadian, ratusan massa membakar puluhan ban bekas dan kayu di badan jalan.
Tak hanya itu, dua buah tiang listrik bekas juga dibentangkan di tengah jalan. Kondisi tersebut, membuat pengendara yang melintas terpaksa memilih jalur alternatif.
BACA JUGA: Bocah 11 Tahun Dirantai Ayah Tiri Lantaran tak Mau Mengemis
Pasukan Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumbar, Sabhara Polresta Padang pun meluncur ke lokasi untuk melakukan pengamanan. Warga yang sedang menunggu kedatangan petugas BPN, serentak menyerang saat pasukan Brimob masuk ke lokasi.
Terlihat satu mobil Brimob diserang dan diminta mundur oleh masyarakat yang sedang memblokir jalan. Massa juga mengejar sepeda motor Brimob hingga seluruh pasukan Brimob mundur.
Sekretaris Forum Nagari Tigo Sandiang Evi Yandri Rajo Budiman mengatakan, aksi pemblokiran jalan tersebut dilakukan warga karena adanya petugas dari BPN Padang yang akan melakukan pengukuran tanah di daerah mereka.
“Tadi pagi mereka memberitahu akan melakukan pengukuran tanah ke kelurahan dan langsung melakukan pengukuran, sehingga membuat warga tersulut emosi. Seharusnya mereka memasukkan surat minimal tiga hari sebelum pengukuran dilakukan,” katanya di sela-sela aksi blokade kepada awak media.
Menurutnya, persoalan ini merupakan persoalan lama terkait klaim Lehar mamak kepala waris Kaum Maboet yang memiliki lahan seluas 765 hektare. Padahal, di dalam lahan yang diklaim Lehar Cs sebagai miliknya itu, tinggal 4.000 kepala keluarga (KK) dan memiliki sertifikat yang juga diterbitkan oleh BPN.
Ditegaskan Evi, kalau persoalan tanah itu tidak dituntaskan secara hukum dikhawatirkan bisa terjadi chaos. Selain itu, dirinya juga meminta, Kapolres, BPN dan Wali Kota Padang, mencarikan solusi terkait perkara kepemilikan tanah itu.
“Kami minta Kapolres, BPN dan Wali Kota datang ke sini bikin kesepakatan, bikin kepastian hukum. Ini tidak boleh diutak-atik, harus ada kenyamanan dan kepastian hukum. 4.000 sertifikat masyarakat itu produk hukum dan produk pemerintah juga,” tegasnya.
Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz dan Wakil Wali Kota Padang Emzalmi usai melakukan mediasi dengan perwakilan Forum Nagari Tigo Sandiang mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi Forum Nagari Tigo Sandiang dengan PN dan BPN Padang untuk mediasi lanjutan.
“Usai menggelar pertemuan, memang belum dicapai kesepakatan, namun kami berjanji memfasilitasi pihak-pihak terkait untuk mediasi,” sebut Kapolresta dan Wawako.
Usai mendengar imbauan Kapolresta dan Wakil Wali Kota Padang, massa yang memblokade jalan melunak dan membuka blokade sekitar pukul 12.15 sesaat sebelum adzan Jumat berkumandang.
Sementara itu, penutupan jalan membuat pengendara memilih jalan alternatif. Sudirman, 51, mengaku terganggu dengan aksi pemblokiran jalan dan terpaksa mencari jalan alternatif menuju bandara.
“Saya mau menjemput anak ke bandara, karena aksi ini, saya harus mencari jalan alternatif untuk sampai ke bandara. Tidak mungkin rasanya menembus blokade karena kedua jalur dipenuhi ban yang terbakar,” sebut pria asal Pauh itu. (cr22)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Padang Kian Cantik, Kunjungan Wisatawan Meningkat
Redaktur & Reporter : Budi