jpnn.com, JAKARTA - Koordinator lapangan (Korlap) Apel Siaga Ganyang Komunis Maman Suryadi angkat bicara soal temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengenai banyaknya anak-anak yang hadir dan kurangnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan tersebut.
Menurut Maman, panitia sudah mengimbau kepada peserta untuk tidak membawa anak dalam apel tersebut. Namun, panitia tidak bisa sepenuhnya mengontrol para peserta apel tidak membawa anak ke lokasi.
BACA JUGA: KPAI Soroti Keterlibatan Anak dalam Apel Siaga Ganyang Komunis PA 212
"Imbauan sudah kami sampaikan sebelumnya, sekali lagi sulit untuk mengontrolnya di lapangan kecuali di ruang tertutup," kata Maman dalam pesan singkatnya kepada JPNN, Senin (6/7).
Terkait kurangnya penerapan protokol kesehatan, Maman menjelaskan, pihaknya sangat memperhatikan sisi itu saat menyelenggarakan Apel Siaga Ganyang Komunis.
BACA JUGA: 5 Ikrar Anak NKRI Saat Apel Siaga Ganyang Komunis
Misalnya, kata Maman, panitia menyediakan 2 ribu masker demi mencegah penularan COVID-19. Panitia juga menyediakan tempat cuci tangan sebelum peserta memasuki lokasi apel.
"Kemudian imbauan sudah kami intruksikan. Bahkan, secara khusus kami juga sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian khususnya Polda Metro Jaya, baik dari keamanan dan juga arahan memakai masker dan cuci tangan sebelum memasuki area acara kami," ujar dia.
BACA JUGA: Panitia Keluarkan Peringatan Keras Buat Peserta Apel Siaga Ganyang Komunis
Atas upaya pencegahan itu, kata Maman, seluruh peserta apel tidak terjangkiti COVID-19. Dia bersyukur acara berlangsung tertib dan kesehatan dapat dijaga.
"Ya, alhamdulillah sampai saat ini tidak ada laporan adanya yang kena virus corona, semua berjalan lancar dan baik," beber Maman.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 15 sampai 20 persen anak terlibat dalam Apel Siaga Ganyang Komunis di Jakarta dan Tangerang, Minggu (5/7). KPAI mengetahui hal itu setelah melakukan pemantauan langsung dua lokasi apel.
Komisioner KPAI bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak Jasra Putra menyebutkan, pihaknya masih banyak melihat bayi, balita, dan remaja ikut dalam kegiatan tersebut.
"Dari ribuan peserta yang hadir pada aksi massa di dua lokasi, 15 sampai 20 persen peserta apel akbar adalah anak anak. Artinya sudah kesekian kali anak-anak terlibat aksi tanpa sanksi yang tegas," kata Jasra dalam keterangan resminya kepada awak media, Minggu (5/7).
Selain itu, KPAI turut menyoroti protokol kesehatan yang kurang dilaksanakan panitia apel di dua lokasi. Ketentuan jaga jarak tidak dituruti dengan baik. Di sisi lain, peserta apel banyak yang anak-anak
"Pemandangan di lapangan juga memperlihatkan ada orang tua yang bermasker dan tidak. Begitu pun balita ada yang bermasker dan tidak," ucap Jasra. (mg10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan