Dirampok di Kairo, Mahasiswi Al Azhar asal Padang Tewas

Sabtu, 19 Juli 2014 – 06:36 WIB

jpnn.com - KABAR pilu datang dari Kairo. Seorang mahasiswi Universitas Al Azhar atas nama Gusti Rahmah Yeni, dinyatakan tewas setelah berusaha melarikan diri dari gerombolan perampok di angkutan umum. Kejadian memilukan ini terjadi pada Kamis (17/7) malam waktu Kairo.

Gusti Rahmah Yeni tercatat sebagai mahasiswi tingkat 3 Fakultas Syariah Islamiyah Universitas Al Azhar, Kairo. Gusti berasal dari Padang Panjang, Sumatera Barat.

BACA JUGA: Bendahara Humas Dirampak di Kantor Bupati

Berdasarkan kronologi kejadian yang didapatkan JPNN, peristiwa itu terjadi saat Gusti bersama sahabatnya Rizqana Mursyida ingin pergi ke daerah Hayu Asyir, pukul 16.00 CLT waktu Kairo.

"Kami naik bis 80 coret dari asrama Buuts  yang merupakan tempat tinggal Almarhumah. Kami turun di Mutsalas menuju Gambe (Rumah Bundo Kanduang-Keputrian KMM, Minang di Kairo) untuk buka bersama di sana," tulis Rizqana menjelaskan kronologi kejadian.

BACA JUGA: Perampok Salah Ambil Amplop

Setelah acara selesai dan jam menunjukan pukul 20.30 waktu Kairo, mereka pun berencana pulang ke asrama, mengingat pemberlakuan jam  malam dan peraturan dari Asrama Buuts.

Mereka memilih menaiki tramco (Angkot) dengan jalur yang cepat dan mudah agar dapat kendaraan untuk ke Buuts. Mereka naik tramco dengan melalui rute Makram, Duwaia, Buuts lalu Husein. Tapi, naasnya musibah menimpa mereka saat tramco yang ditumpangi ternyata berisikan sekelompok perampok.

BACA JUGA: Terekam CCTV, Istri Bakar Suami

"Awalnya kami tidak merasa curiga dengan tramco yang kami naiki, karena ketika kami menyetop tramconya ada dua orang penumpang. Setelah kami naik ada satu penumpang lagi, lalu si penumpang yang terakhir ini turun di Bawabat-3, Khoiruzzaman," kata Rizqana.

Kecurigaan mulai timbul, saat  tramco yang berisikan lima orang itu mulai melaju kencang dan tidak melewati rute seharusnya.

"Ya Asytoh, ruh fein dah? aisy ila Makram leih ila huna? (Pak Supir, mau kemana ini? Saya itu mau ke Makram, kenapa kemari?)," Rizqana mengaku sempat bertanya ke supir tramco namun dijawab bahwa angkutan umum itu harus mengisi bensin.

Namun laju mobil yang terus mengarah ke daerah Muqottom yang dikenal sebagai daerah rawan kejahatan, Rizqana dan Gusti mulai berontak. Saat itulah penumpang yang ternyata komplotan perampok mulai mengeluarkan senjata.

Dua mahasiswi asal Indonesia ini dibuat tak berdaya. Mereka pun terpaksa menyerahkan barang-barang berharga di bawah todongan senjata tajam. Sementara mobil yang membawa mereka terus melaju kencang.
 
Saat itu, kata Rizqana, Gusti sempat meminta agar perampok mau menurunkan mereka.

"Khuz di kullu, aisy nanzil hena (Ini ambil semuanya tapi turunkan kami di sini)" ujar Rizqana menirukan permintaan Gusti.

Namun meski sudah mendapatkan barang berharga, mobil angkutan yang membawa mereka tak kunjung berhenti. Saat itulah Gusti nekat melompat dari mobil. Mengetahui salah satu korbannya melompat, komplotan perampok itu menjadi gentar dan menurunkan Rizqana.

"Saya diturunkan 50 meter dari korban. Saat saya dekati almarhumah masih bernafas tapi darah keluar dari hidung," kata Rizqana.

Rizqana berusaha mencari pertolongan. Namun selama 10 menit lebih, tak ada satu pun mobil yang bersedia berhenti memberi pertolongan. Kemungkinan karena khawatir daerah rawan kejahatan. Karena tak kunjung ada yang menolong, Rizqana nekat menghadang laju kendaraan di tengah jalan.

Sebuah taksi berhenti namun supirnya menolak memberi pertolongan karena khawatir bakal berurusan dengan pihak kepolisian.

Barulah kemudian ada seorang warga tempatan yang berkenan menelpon ambulance dan pihak berwajib. Namun sayangnya, nyawa Gusti tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia sebelum sempat dibawa ke rumah sakit di Sayidah Aisyah.

Kasus ini telah ditangani aparat keamanan setempat. Rencananya berkas kasus akan ditindaklanjuti, Jumat (18/7) waktu setempat. Korban Rizqana mengaku saat ini telah didampingi oleh pengacara, KBRI, Persatuan Pelajar Majasiswa Indonesia (PPMI) dan komunitas Indonesia lainnya.

"Partisipasi dari berbagai pihak baik dari Masisir (Masyarakat Indonesia di Mesir) hingga Mudir Buuts dan dari Al Azhar sendiri ikut hadir untuk mendengar langsung pernyataan dari musibah ini. Mereka berjanji akan terus menindaklanjutin kejahatan yang telah direncanakan ini," tegas Rizqana.

Pernyataan yang disampaikan melalui akun facebook ini pun menuai reaksi dari kalangan mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Kairo. Ucapan belasungkawa untuk Gusti pun terus mengalir. Harapan mereka, mendesak agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya. (afz/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selundupkan Sabu di Selangkangan, Warga Malaysia Ditangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler