jpnn.com - JAKARTA - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengeluarkan keputusan yang mengejutkan setelah menjalani sidang, kemarin (9/12). Direktur PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), pengelola PSS Sleman, Supardjiono, dinyatakan bebas dari sanksi.
Pardji adalah penanggung jawab tertinggi di manajemen tim PSS. Namun, menurut Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan, Pardji tidak terkait dengan apa yang terjadi di lapangan saat adegan lima gol bunuh diri pertandingan PSS lawan PSIS Semarang yang berakhIr 3-2 tersebut.
BACA JUGA: Menpora: Atlet Remaja Bisa Mendunia
"Jadi, saat berlangsungnya gol bunuh diri Pak Supardjiono meninggalkan stadion ke rumah karena ada urusan keluarga. Selamat dia,"katanya saat ditemui usai sidang di kantor PSSI.
Hinca menguatkan pernyataannya dengan menyebut Pardji baru kembali ke stadion setelah pertandingan menjelang akhir. Saat di sidang, Pardji mengaku kepada Hinca bahwa dirinya kebingungan dengan apa yang terjadi di lapangan. "Dia kembali ke stadion lalu kebingungan," imbuhnya.
BACA JUGA: Edinson Cavani Sewot Dianggap Malas Bertahan
Kasus sepakbola gajah ini menurut Hinca sudah selesai. Sebab, sanksi untuk mereka yang terlibat di dalam lapangan, sudah dijatuhkan seluruhnya. Saat ini, investigasi menurut dia dilanjutkan oleh departemen yang lain, untuk apa yang terjadi di luar stadion.
Menanggapi vonis bebas tersebeut, Pardji cukup senang. Namun dia mengakui bahwa tugasnya belum selesai karena saat ini fokusnya berusaha membebaskan pemain dari sanksi.
BACA JUGA: Arema Sudah Dapat Tukang Gedor Gawang Lawan
Dia tidak memiliki jalan lain kecuali meminta peninjauan kembali kepada Ketua Umum PSSI. Itu karena upaya banding yang dilakukan kepada Komisi banding PSSI, sudah ditolak.
"Untuk vonis bebas ya Alhamdulillah, tinggal tunggu suratnya. Sekarang kami fokus membebaskan pemain dari jeratan sanksi. Tapi saya akan berkordinasi dulu dengan tim kuasa hukum," tegasnya.
Menanggapi putusan ini, salah seorang ofisial tim yang pernah disanksi komdis melihat ada yang janggal dengan putusan Hinca. Lelaki yang meminta namanya tak dikorankan tersebut meminta awak media memutar memori kepada kasus PSMS Medan. Saat itu, lanjut dia, pemain yang pernah membongkar upaya pengaturan pertandingan justru disanksi.
"Ini hampir sama kasusnya. Ingat kan, yang disanksi itu malah pemain, manajernya, CEO iya, tapi pucuk pimpinan, ketua umumnya tidak. Padahal jelas sebelum ada upaya pengaturan skor sudah ngomong dulu ke ketua umum PSMS. Ya sudah tahulah bagaimana tingkat keseriusannya," ucap lelaki yang juga pernah menjadi pengurus klub tersebut. (aam/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan Galatasaray, Wenger Ingin Rotasi Pemain
Redaktur : Tim Redaksi