jpnn.com - SURABAYA - Saat membuka PON Remaja I/2014 di DBL Arena Surabaya tadi malam (9/12), harapan membubung tinggi diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Ia berharap, dari PON Remaja, muncul atlet yang bukan hanya berprestasi di level nasional, melainkan juga di level internasional.
Apalagi, salah satu tujuan utama diadakan PON Remaja ialah menjadi jenjang prestasi bagi atlet menuju Asian Youth Games dan Youth Olympic Games. "Atlet remaja pun bisa populer, bisa mendunia," kata Imam di sela pembukaan PON Remaja.
BACA JUGA: Edinson Cavani Sewot Dianggap Malas Bertahan
Menpora lantas mencontohkan Evan Dimas yang menjadi penyulut api kaldron PON Remaja. Bintang sepak bola itu dipilih bukan semata karena Arek Suroboyo, melainkan juga karena prestasinya. Tak hanya di level junior (U-19), Evan ternyata mampu menembus persaingan timnas senior.
"Ini merupakan event pertama saya sebagai penyulut api PON. Saya tidak menyangka mereka memilih saya," ucap Evan.
BACA JUGA: Arema Sudah Dapat Tukang Gedor Gawang Lawan
Meski tidak melakukan persiapan secara khusus, tetapi pemain berumur 19 tahun itu mengaku tegang ketika harus membawa api obor di depan ribuan tamu undangan yang hadir. "Rasanya lebih tegang ketimbang bermain bola," ucapnya seraya tersenyum.
Evan pun berharap, dengan tampilnya dia sebagai pembawa api PON Remaja, Evan dapat memotivasi para atlet muda untuk lebih berprestasi. Pria kelahiran Surabaya itu bahkan menolak ketika disebut sebagai ikon olahragawan muda.
BACA JUGA: Lawan Galatasaray, Wenger Ingin Rotasi Pemain
Evan menganggap prestasi yang dia raih saat ini belum maksimal seperti yang dia impikan. Ya, pemain timnas itu masih memiliki harapan dapat membawa trofi kompetisi sepakbola internasional.
"Kemarin kan timnas gagal di AFF. Saya harap, suatu saat nanti saya bisa membawa trofi juara untuk Indonesia," ucap Evan.
Sementara itu, selain mempertandingkan 15 cabor, PON Remaja juga bakal menggelar dua cabor tambahan. Hanya saja, kedua cabor tersebut tidak masuk ke dalam agenda resmi yang seluruh biayanya merupakan gabungan antara KONI Pusat dan KONI Jatim itu.
"Ada dua cabor lain yang sifatnya masih berupa ekshibisi. Yakni bridge serta woodball," ungkap Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror Djuraid seusai upacara pembukaan PON Remaja di DBL Arena tadi malam (9/12).
Abror melanjutkan, bridge ini tidak menggunakan sepeser pun alokasi dana dari PB PON Remaja I/2014. "PB GABBSI sendiri yang melakukan swadaya. Untuk provinsi yang berpartisipasi, dari informasi terbaru ada 12 daerah," jelasnya.
Dasar dari pemilihan kedua cabor tersebut dikarenakan baik bridge maupun woodball adalah olahraga yang sarat akan prestasi. "Kita mempunyai atlet dengan taraf Olimpiade untuk bridge. Sedangkan woodball kemarin saat Asian Beach Games di Phuket, Thailand, juga tampil cemerlang dengan menyumbang satu emas dan dua perunggu.
"Selain itu, jika melihat tren yang berkembang saat ini, bridge kecenderungannya dimainkan oleh anak sekolah serta kuliah. Jadi, kita bisa mempunyai stok atlet junior yang cukup banyak," lanjut Abror yang juga menjabat sebagai Direktur Bapel Puslatda itu.
Sayangnya, walaupun penuh dengan prestasi, ternyata gaung kedua olahraga tersebut kurang begitu dikenal. "Karena itu kami adakan ekshibisi ini. Syukur tanggapan mereka begitu bagus," lanjutnya.
Apakah akan dipertandingkan di PON Remaja selanjutnya di Jawa Tengah 2017 mendatang? Abror pun menjawab belum tentu. "Sebab, bisa dimasukkan atau tidaknya cabor itu bergantung kepada hak daerah yang menjadi tuan rumah serta PB PON Remaja," tandasnya. (okt/apu/c4/dns)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Morata Yakin Juventus Bisa Kalahkan Atletico
Redaktur : Tim Redaksi