BACA JUGA: SPBU Kehabisan Stok BBM
Aksi pindah ini lantaran ketidaksanggupan warga Lubakan yang terus-terusan didera banjir.Bahkan banjir besar dengan ketinggian 3 meter yang merendam 18 desa di Kecamatan Sembakung akhir Maret lalu, semakin memperparah kondisi desa Lubakan
BACA JUGA: Beras Raskin Berkutu dan Bau
Praktis, mata pencaharian serta rutinitas warga lumpuh total.Kepala Desa Lubakan, Muhammad Yunus menyebutkan, 120 KK atau kurang lebih 400 jiwa warga Lubakan sampai hari ini masih tetap bertahan di bantaran kanal
“Mereka tidak ingin kembali ke desa lagi
BACA JUGA: Krisis BBM, Harga Eceran Melonjak
Karena sepanjang dua bulan ini saja, Desa Lubakan sudah lima kali terendam banjirBantaran kanal inilah satu-satunya lokasi aman yang bisa ditempati wargaKarena posisinya berada di dataran yang lebih tinggi,” ungkap Muhammad Yunus ketika menghubungi Radar Tarakan via telepon seluler.Jarak antara desa Lubakan ke bantaran kanal yakni 4 kilometerBerbagai kebutuhan warga kata Yunus, diperoleh dari desa-desa terdekat atau mengandalkan uluran bantuan dari pihak kecamatan setempatApalagi mayoritas warga tidak lagi memiliki penghasilan tetap lantaran sawah ladang mereka rusak dihantam banjir.
“Sekarang yang sangat dibutuhkan warga selain sembako adalah, sekolah darurat untuk anak-anak mereka, layanan kesehatan seperti Pustu (Puskesmas pembantu, Red.), tempat ibadah darurat, serta rumah permanen yang lebih layak huniKami sudah pernah menyurat ke pemerintah, tapi belum ada tanggapan sampai sekarang,” imbuhnya.
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Sembakung Surai SS membenarkan jika ratusan warga Lubakan masih bertahan di bantaran kanalNamun menurutnya, pihak kecamatan tidak bisa berbuat banyak lantaran kebijakan penuh terletak di Pemerintah Kabupaten Nunukan.
“Kami hanya memfasilitasi warga ketika menyurat ke bupati Nunukan cq Kepala Dinas PU (DPU) pertengahan Mei laluKami turut melampirkan rekomendasi kecamatan terkait beberapa kebutuhan mendasar yang diminta wargaTapi sejauh ini belum ada reaksi apapun dari Pemkab,” terang Surai.
Menurut Surai, kemungkinan besar belum diresponnya surat warga lantaran kesibukan pemerintah menghadapi prosesi pelantikan bupati dan wakil bupati Nunukan yang baruDia mengusulkan, jika kemudian bupati baru merespon permintaan warga Lubakan, sebaiknya terlebih dulu membentuk tim terpadu guna mengkaji tentang kelayakan tepi bantaran kanal sei Sembakung, dijadikan pemukiman penduduk.
Terlebih lanjutnya, kawasan kanal merupakan Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK)“Proses awal yang perlu dipikirkan, bagaimana kawasan KBK tadi bisa dialihfungsikan sebagian menjadi kawasan non budidaya kehutanan (KBNK)Agar warga yang bermukim di bantaran kanal bisa lebih aman secara aturanKami tidak pernah menyuruh maupun melarangKarena kami cukup paham kondisi masyarakat,” tukas Surai.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Nunukan Ir Khotaman mengaku, pihaknya belum tahu mengenai surat permohonan pemukiman atau sejenisnya dari warga di Desa Lubakan“Saya belum tahuNanti coba saya cek lagi di kantor,” singkat Khotaman, ketika ditemui di sela-sela inspeksi dadakan bupati Nunukan ke PLTD Sei Bilal, Senin lalu.
Wakil Ketua DPRD Nunukan Drs H Ngatidjan Ahmadi MSi mengatakan, permohonan warga Lubakan cukup beralasanTermasuk usulan pihak kecamatan tentang tim terpadu, sangat tepatNamun untuk realisasi pemukiman, kemungkinan baru bisa diusulkan dalam program anggaran 2012.
“Ini menyangkut kebutuhan wargaSaya pikir kami di dewan tidak masalah jika pemerintah mau menganggarkan perumahan bagi warga disana (Lubakan, Red.)Sekarang yang terpenting adalah, kita sama-sama memikirkan solusi jangka pendeknya duluIni mendesakKarena untuk program perumahan, saya kira baru bisa dianggarkan tahun depan,” jelas anggota dewan asal Sembakung ini.(dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 310 Desa Dapat Bantuan Listrik
Redaktur : Tim Redaksi