JAKARTA - Pemkab Banyuwangi dan Universitas Airlangga (Unair) menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) terkait pendirian salah satu kampus negeri terbaik itu di Banyuwangi.
MoU ditandatangani oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Rektor Unair Prof Dr Fasich, Apt di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (10/6/2014). Turut hadir dalam acara itu, Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Prof Dr Ir Djoko Santoso dan Ketua DPRD Banyuwangi Hermanto.
"Dalam MoU ini, kami semua bersepakat untuk mendorong penyelenggaraan Unair di Banyuwangi. Pihak Pemkab dan Unair akan saling mendukung demi peningkatan kualitas sumberdaya manusia di daerah kami," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Mulai tahun ini sudah ada empat program studi yang dibuka di Unair yang ada di Banyuwangi, yaitu Kedokteran Hewan, Akuntansi, Kesehatan Masyarakat, dan Budidaya Perairan. Masing-masing jurusan itu menerima 50 mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Prof Dr Ir Djoko Santoso mengapresiasi langkah cerdas Banyuwangi dalam memacu kualitas SDM lewat pengembangan pendidikan tinggi. "Banyuwangi ini cerdas karena bisa membawa perguruan tinggi kelas dunia seperti Unair ke Banyuwangi," tuturnya.
Anas mengatakan, pengembangan pendidikan tinggi diharapkan bisa menggairahkan iklim pendidikan di Banyuwangi. Budaya riset diyakini bisa meningkat dan memberi kontribusi bagi pengembangan berbagai sektor di kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa itu. Misalnya, dengan adanya program studi budidaya perairan dan kedokteran hewan bisa membantu menyelesaikan problem-problem sektor perikanan dan peternakan di Banyuwangi.
"Kami memang sengaja meminta Kemendikbud dan Unair untuk hanya membuka program studi yang relevan dengan kondisi sosial-ekonomi di tingkat lokal. Ke depan Unair dan berbagai kampus yang sudah ada di Banyuwangi akan sama-sama berkembang membentuk kultur pendidikan yang kuat untuk kemajuan daerah," kata Anas.
Anas optimistis dengan sinergi berbagai kampus yang sudah ada di Banyuwangi dan keberadaan penyelenggaraan program studi di luar domisili dari Unair bakal makin memacu daya saing daerah. "Saya meyakini bahwa SDM adalah jantung daya saing sebuah daerah, karena itu harus terus didorong peningkatannya. Masuknya Unair hanya salah satu ikhtiar yang bakal disinergikan dengan berbagai kerja sama dengan kampus lain di Banyuwangi seperti yang selama ini sudah kami jalankan," tutur Anas.
Rektor Unair Prof Dr Fasich, Apt mengatakan, pihaknya berharap kehadiran Unair bisa berkontribusi dalam upaya pemerataan dan pembangunan daerah Banyuwangi. Pembangunan di Banyuwangi yang semakin pesat diharapkan bisa semakin diakselerasi dengan kehadiran Unair.
Selain dampak pendidikan, kehadiran Unair juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi karena bisa menarik uang masuk ke Banyuwangi dari mahasiswa yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. "Para mahasiswa dari seluruh Indonesia itu membutuhkan pondokan, makanan, dan jasa penunjang lain. Tentu masyarakat lokal bisa memanfaatkan ini, peredaran uang akan meningkat," papar Anas.
Tidak hanya dalam hal pendidikan, kerja sama Pemkab Banyuwangi dan Unair juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Banyuwangi dengan menjadikan dua rumah sakit daerah, yaitu RSUD Blambangan dan RSUD Genteng, sebagai rumah sakit jaringan Unair.
"Kita tahu bahwa Fakultas Kedokteran Unair adalah salah satu yang tertua dan terbaik di Indonesia. Tentu dengan kerja sama ini Unair bisa membantu peningkatan pelayanan kesehatan di Banyuwangi, calon-calon dokter dari Unair juga bisa melakukan penelitian dan membantu pelayanan di Banyuwangi," jelas Anas. (eri/mas)
BACA JUGA: Kejaksaan Tahan Staf Ahli Wali Kota Bontang
BACA ARTIKEL LAINNYA... KA Sukabumi-Bogor Disebut tak Dongkrak Investasi
Redaktur : Tim Redaksi