jpnn.com, JAKARTA - Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam mengatakan, new normal pendidikan tinggi, ditandai dengan penguatan sumber belajar, delivery, dan kolaborasi.
Menurutnya, daring memperkaya pembelajaran tetapi tidak dapat menggantikan keseluruhan pendidikan serta transformasi peran dosen sebagai co-pilot penjelajahan pendidikan dan pengembangan potensi mahasiswa.
BACA JUGA: Gus Nabil Soroti Harmonisasi Aturan Antarkementerian Saat Pemerintah Menggulirkan New Normal
“Kita semua tahu saat ini sedang tertekan secara ekonomi, sosial, maupun kesehatan. Inilah saatnya kita bergandengan tangan, energi positif dan kreatif ini harus kita pertahankan. Bukannya kita rongrong sendiri dan malah kita menjadi temannya Covid-19," katanya.
Nizam mengingatkan beberapa hal terkait penggunaan moda pembelajaran daring sampai akhir semester sebagai default (atau bila kondisi sudah aman, menunggu arahan gugus tugas). Untuk zona hijau bisa dilakukan pembukaan kampus dengan protokol new normal, program yang terkait dengan pemenuhan kompetensi dan kelulusan mahasiswa diprioritaskan dengan protokol ketat.
BACA JUGA: Jurus Sekjen Kemensos Pastikan Kesiapan Sambut New Normal di Kantornya
"Kita harus memastikan tidak ada kampus yang menjadi klaster baru Covid-19 saat new normal. Kampus justru harus menjadi bagian yang memitigasi pandemi ini secara bersama-sama," ucapnya
"Kita telah membuktikan melewati tiga bulan ini dengan baik. Dengan segala macam kekurangan dan keterbatasan mari kita tunjukan ke depan kita bisa lebih baik lagi," harapnya. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA JUGA: Jabar Rumuskan Protokol Kesehatan New Normal di Pesantren
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad