Dirjen Dikti Takjub Lihat UNS Kembangkan Baterai Lithium

Jumat, 19 Februari 2021 – 23:11 WIB
Plt Dirjen Dikti Nizam. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam menyaksikan proses produksi baterai lithium di unit produksi baterai lithium Pusat Pengembangan Bisnis (Pusbangnis) Universitas Sebelas Maret (UNS).

Di sana, Nizam mendapatkan penjelasan detail dari peneliti senior UNS Agus Purwanto.yang termasuk peneliti baterai lithium pertama di Indonesia.

BACA JUGA: Dirjen Dikti: Tidak Ada Larangan Mahasiswaa Berdemo, Merdeka Bukan Anarki 

Menurut Agus, Indonesia memiliki potensi sumber daya yang melimpah untuk bahan produksi katoda dan anoda yang sangat penting dalam produksi baterai lithium. Penelitian baterai lithium sudah berjalan sejak tahun 2012.

 “Saat itu terdapat proyek Molina (Mobil Listrik Nasional), UNS mendapat tugas untuk meneliti dan mengembangkan baterainya. Berbagai kebutuhan baterai untuk kendaraan listrik baik sepeda, motor maupun mobil sudah bisa dikembangkan oleh UNS," jelas Agus, Jumat (19/2).

BACA JUGA: Dirjen Dikti: Jangan sampai Kampus Jadi Klaster Baru Saat New Normal

Namun kendala, kendala yang saat ini dihadapi dalam pengembangan baterai lithium ini adalah belum ada investor untuk produksi massal baterai lithium.

Dirjen Nizam mengapresiasi upaya UNS dalam penelitian, pengembangan dan produksi baterai lithium. Nizam memandang, baterai lithium ini merupakan komponen penting dalam pengembangan berbagai moda transportasi yang ramah lingkungan.

BACA JUGA: Susunan Kabinet Jokowi-Ma’ruf: Menristek Dikti Jangan Sosok yang Kaku

Mengenai permasalahan hilirisasi produk baterai lithium, Nizam menyarankan Agus untuk memanfaatkan berbagai fasilitas pendanaan maupun platform yang disediakan oleh Kemendikbud untuk pengembangan maupun hilirisasi produk-produk reka cipta perguruan tinggi.

“Kemendikbud menyediakan platform Kedaireka untuk mempertemukan hasil-hasil reka cipta perguruan tinggi dengan investor dari industri."

"Selain itu ada juga Matching Fund yang dapat digunakan sebagai dana pendamping pengembangan reka cipta. Fasilitas-fasilitas ini silakan diakses dan digunakan," jelas Nizam.

Di akhir kunjungannya, Nizam menyempatkan diri melihat proses konversi sepeda konvensional menjadi sepeda listrik. Saat itu terdapat puluhan sepeda konvensional yang dikonversi menjadi sepeda listrik oleh mahasiswa UNS. Proses konversi ini dilakukan dengan melakukan penambahan komponen penggerak yang ditenagai baterai lithum UNS.

Nizam juga menjajal sepeda listrik hasil konversi tersebut. “Mantap!” ujar Nizam setelah melakukan beberapa putaran mengendarai sepeda listrik. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler