jpnn.com, PARIGI MOUTONG - Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menegaskan dukungan untuk mendorong durian lokal menembus pasar ekspor.
Pernyataan ini disampaikan Dirjen Prihasto saat mengunjungi festival durian yang berlangsung di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
BACA JUGA: Begini Strategi Subsektor Hortikultura Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Global, Mantap!
Menurutnya, buah asal Sulawesi Tengah itu memiliki tekstur daging yang lembut, warna lebih menarik, dan memiliki tingkat kemanisan terbaik di dunia.
“Saya takjub melihat kegigihan petani durian Parigi," kata Dirjen Prihasto saat mengunjungi lokasi acara, Jumat (7/7).
BACA JUGA: Harganas ke-30: BPIP Gotong Royong Menurunkan Prevalensi Stunting di Indonesia
Dia menyampaikan Kabupaten Parigi Moutong ini disebut-sebut sebagai sentra durian jenis montong terbesar di Indonesia.
"Saya sangat optimistis durian Parigi ini akan tembus ekspor ke berbagai negara. Tentunya bersama-sama kita memfokuskan diri untuk peningkatan kuantitas, kualitas dan menjaga kontinuitasnya," kata Dirjen Prihasto.
Dirjen Prihasto menegaskan pemerintah siap mendampingi prosedur ekspornya.
Salah satu eksportir, Vinsensius Aditia mengatakan durian Indonesia laku keras di China.
"Rata-rata durian Nusantara ini paling banyak dijual di wilayah Fut shuo, Beijing, Shang Tung, Pu Tung dan sebagian besar wilayah di Cina,” ucap Vinsen.
Tingginya konsumsi durian di Cina, lanjutnya, mengindikasikan bahwa permintaan durian di negeri tersebut sangatlah besar.
Durian montong adalah varietas yang paling banyak diminati di China.
Vinsen berharap Kementan dapat membantu proses ekspor mulai dari sisi on farm hingga persyaratan ekspor.
“Jika standar yang diinginkan negara China bisa dipenuhi maka durian Indonesia bisa langsung dikirim ke China tanpa melalui negara lain. Saya siap berinvestasi satu juga USD untuk packing house durian kupas dan pasta frozen,” tegasnya.
Sebagai bahan informasi, saat ini harga durian lokal Parigi Moutong kupas atau daging durian yang sudah dikemas mencapai Rp 180 ribu- Rp 200 ribu per kilogram. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi