Dirjen Nunuk Ingatkan Guru & Tendik: ASN PPPK Bukan Zona Nyaman

Kamis, 30 Mei 2024 – 15:40 WIB
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani. Ilustrasi Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menyelesaikan masalah honorer lewat jalur pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Tercatat 700 ribu lebih guru honorer sudah menjadi ASN PPPK, sedangkan tenaga kependidikan (tendik) jumlahnya sangat minim. 

Pemerintah baru fokus memprioritaskan honoret teknis administrasi termasuk tendik pada seleksi PPPK 2024.

BACA JUGA: Bulan Depan PNS dan PPPK Gajian 2 Kali, Alhamdulillah

Namun, honorer yang sudah diangkat menjadi ASN PPPK diwanti-wanti untuk berkinerja baik. Sebab, status ASN PPPK belum tentu aman bagi yang berkinerja buruk. 

"Guru honorer dan tendik yang sudah diangkat menjadi ASN PPPK jangan berleha-leha dan merasa sudah di zona nyaman, " kata Direktur jenderal Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani, Kamis (30/5).

BACA JUGA: Orientasi PPPK Guru Tujuh Gelombang

Dirjen Nunuk mengingatkan status ASN PPPK merupakan awal perjuangan guru dan tendik. Selain harus meningkatkan kinerja yang dilaporkan secara berkala di aplikasi pengelolaan kinerja, ASN PPPK harus meningkatkan kompetensinya. 

Jangan sampai kompetensinya biasa-biasa saja, sehingga ada alasan dari pemerintah daerah sebagai pemberi kerja untuk tidak memperpanjang kontrak kerja. 

BACA JUGA: Formasi CPNS 2024 & PPPK Diserahkan, Semoga Polemik Honorer Terselesaikan

"Jangan malas belajar, tingkatkan terus kompetensinya. Guru harus belajar terus dan mengikuti kebutuhan zaman, " tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) telah membuka Program Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PKG PJOK) tahun 2024.

Program ini secara resmi dibuka pada 28 Mei 2024. PKG PJOK adalah program pengembangan kompetensi berkelanjutan bagi guru pengampu mata pelajaran PJOK melalui pelatihan, pendampingan, dan kegiatan kolektif guru. 

Program ini merupakan solusi pengembangan kompetensi dan ruang belajar bersama untuk meningkatkan kapasitas sebagai pemimpin pembelajaran. 

Dirjen Nunuk menjelaskan tujuan program ini adalah untuk menciptakan pembelajaran PJOK yang berpusat pada murid secara bermakna. Selama ini praktik pembelajaran PJOK cenderung eksklusif, karena  hanya bersandar pada bakat dan bentuk fisik, gender, dan abilitas. 

"Saat ini, program PKG PJOK menekankan pada pembelajaran untuk semua peserta didik,” ungkapnya.

Selain itu, Nunuk juga menyampaikan harapan terkait masa depan murid Indonesia melalui program prioritas ini. Harapan jangka panjangnya, anak-anak, para murid Indonesia, dapat berpartisipasi secara mandiri dalam aktivitas jasmani di sepanjang hayat. 

Dalam kesempatan sama, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Kasiman, menjelaskan pelaksanaan seleksi dan pendidikan program PKG PJOK tahun 2024 dibagi menjadi dua gelombang. Total peserta 3.570 guru. 

Gelombang pertama diikuti 1.481 Guru Penggerak pengampu mata pelajaran PJOK. Sementara, gelombang kedua diikuti oleh 2.089 guru pengampu mata pelajaran PJOK dengan latar belakang PJOK. Semua peserta akan mengikuti pendidikan program PKG PJOK selama 3 bulan dengan didampingi oleh 186 orang fasilitator. 

Setelah itu, peserta yang dinyatakan lulus pendidikan akan menjadi fasilitator diseminasi di wilayahnya masing-masing. (esy/jpnn) 


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler