Dirjen PKH Resmikan Ranch Sapi Potong di Sumbar

Minggu, 05 Maret 2017 – 20:05 WIB
Dirjen PKH Resmikan Ranch Sapi Potong di Sumbar. Foto; Kementan

jpnn.com - jpnn.com - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita bersama dengan Gubernur Sumatera Barat meresmikan ranch peternakan sapi Bali yang dibangun terintegrasi dengan UPT Pembibitan Sapi di Air Runding.

Sumatera Barat akhirnya memiliki dua ranch pembibitan sapi, yakni di Padang Mangatas Kabupaten 50 Kota dan di Air Runding di Pasaman Barat.

BACA JUGA: Mengungkap ‘Matinya’ Impor Beras di Tangan Amran

Hal tersebut disampaikan Dirjen PKH saat menghadiri acara peresmian Farm Peternakan di Air Runding Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (4/3).

Dalam acara yang dihadiri oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno, Bupati Pasaman Barat beserta jajarannya, tokoh masyarakat dan peternak, Ketut mengatakan bahwa program pengembangan sapi di Sumatera Barat sudah sangat sejalan dengan pembangunan peternakan nasional sesuai yang tertuang dalam Nawacita Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Kementan Dorong Penerapan Prinsip Animal Welfare

Dia menambahkan, salah satu kegiatan penting pembangunan peternakan dan kesehatan hewan pada 2017 adalah upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) yang berorientasi pada peningkatan populasi untuk mencapai swasembada protein hewani asal ternak.

Peningkatan populasi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan dari impor dan sekaligus mendukung Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.

BACA JUGA: Mentan Malaysia Apresiasi Kejayaan Pertanian Indonesia

“Untuk menyukseskannya, maka kita perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan peran aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat,” kata Ketut.

Diarmita menjelaskan, di tengah-tengah keterbatasan anggaran pemerintah, maka pelaksanaan kegiatan Upsus Siwab dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang lebih banyak melibatkan peran aktif masyarakat.

“Tuntutan atas capaian kinerja program dan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, utamanya produksi daging sapi/kerbau semakin tinggi. Oleh karena itu, salah satu cara yang ditempuh untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau di Indonesia yang saat ini sekitar 13,5 juta ekor adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di dalam negeri,” kata Ketut.

Kegiatan Upsus Siwab ada di 34 provinsi di Indonesia.

“Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan kebuntingan tiga juta ekor sapi pada tahun 2017, sehingga suatu saat nanti Indonesia bisa mengekspor daging ke luar negeri sebab Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara pengekspor daging,” ungkap Ketut.

“Untuk itu, Upsus Siwab ini harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Saya berharap semua pihak baik pemerintah pusat, daerah, swasta dan peternak bergerak semua ikut menyukseskannya,” ujarnya.

Khusus untuk Sumatera Barat, target jumlah akseptor sebanyak 111.293 ekor dengan jumlah kebuntingan 75.659 ekor. Sedangkan kelahiran diharapkan dapat menghasilkan tambahan anak sebanyak 61.300 ekor.

Sedangkan untuk Kabupaten Pasaman Barat, target akseptor 4.615 ekor dengan jumlah kebuntingan dan kelahiran diharapkan dapat menghasilkan tambahan anak sebanyak 3.091 ekor.

Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan salah satu bidang pertanian yang lebih banyak mengurusi komoditas yang bersifat demand driven.

Artinya, komoditas tersebut akan terus dibutuhkan dan diminta oleh masyarakat, seiring dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk meningkatkan populasi ternak sapi potong, imbuhnya, dilakukan melalui usaha budidaya dan usaha pembibitan.

Usaha budidaya selama ini telah dilakukan oleh peternak rakyat yang mencapai 98 persen (ST2013, BPS) dengan skala kepemilikan 2-4 ekor dan dilakukan secara semiintensif.

“Pola usaha ini tentunya yang perlu ditingkatkan, baik skala usaha maupun dari sisi management usaha yang lebih baik agar dapat meningkatkan kesejahteraan peternak” jelas Ketut.

"Peran swasta dan masyarakat sangat diharapkan dalam usaha pembibitan, namun kondisinya usaha pembibitan belum diminati oleh para investor mengingat perputaran modal (return f Inivesment) cukup lama. Untuk itu pemerintah yang mengambil alih untuk melakukan usaha pembibitan," tambahnya.

Ditjen PKH  saat ini mengelola sepuluh unit pelaksana teknis perbibitan, yaitu tiga UPT penghasil benih dan tujuh UPT penghasil bibit yang hasilnya untuk disebarkan ke peternak dalam rangka meningkatkan kualitas produksi daging sapi potong. 

Selain UPT milik pusat, juga dikembangkan UPT daerah baik provinsi dan kabupaten/kota yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan memicu perkembangan populasi sapi di Indonesia sehingga dapat meningkat terus dari tahun ke tahun.                      

"Kami sangat mendukung upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemda Sumatera Barat dalam menbangun peternakan sapi ini, terutama untuk meningkatkan populasi sapi potong di Sumatera Barat, sehingga Indonesia tidak tergantung lagi dari negara lain dalam memenuhi kebutuhan daging sapi," ungkapnya.

 "Saya berharap pembangunan farm peternakan yang ada di Provinsi Sumatera Barat dapat menjadi pilot project bagi provinsi-provinsi lain dalam mengembangkan populasi sapi potong," harapnya. 

"Semoga dengan diresmikannya Farm Peternakan ini dapat meningkatkan populasi sapi yang ada di Sumatera Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya," ucap Ketut. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia - Malaysia Garap Ladang Jagung di Perbatasan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler