Dirut Pertamina Siap Dicopot

Kelangkaan BBM Belum Teratasi

Kamis, 08 Januari 2009 – 04:13 WIB
DIPANGGIL WAPRES : Wakil Presiden (Wapres) M Jusuf Kalla tengah mencatat laporan Dirut Pertamina Arie H Soemarno dan Direktur Niaga & Pemasaran Pertamiba Ahmad Faisal di Istana Wapres Rabu (7/1). Wapres meminta direksi Pertamina menjelaskan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di berbagai daerah akhir-akhir ini. Foto : Indra/SETWAPRES
JAKARTA - Direktur Utama Pertamina Ari HSoemarno ternyata tetap bersikukuh tak ada kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) secara luas

BACA JUGA: Bea Masuk Paku & Kawat Naik Jadi 10 Persen

Antrean di sejumlah SPBU kota-kota Indonesia dia nilai hanya gangguan pasokan yang tidak bisa disebut sebagai kelangkaan.

’’Kalau butuh tambahan waktu lima–sepuluh menit untuk antre atau mencari di SPBU lain, masak disebut kelangkaan? Kok manja benar,’’ ujar Ari
Pernyataan tersebut disampaikan setelah paparan kelangkaan BBM kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (7/1).

Dalam paparannya, Ari mengatakan bahwa kelangkaan pasokan BBM hanya terjadi pada 130 pompa bensin di antara 4.300 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh Indonesia

BACA JUGA: Sebaiknya Swasta ikut Salurkan KUR

’’Itu artinya hanya tiga atau empat persen,’’ katanya.

Di Jakarta dan sekitarnya, kata Ari, kekosongan pasokan bahan bakar minyak hanya terjadi di 57 pompa bensin dari total 640 SPBU
’’Jadi, tidak benar ada kelangkaan

BACA JUGA: Laba Bersih Bakrie Melesat

Kalau mau nyari agak jauh 500 meter sampai sekilo (1 km, Red), pasti ada,’’ katanya.

Dia sendiri mengaku siap diganti bila kinerjanya dinilai tidak memuaskanMenurut Ari, posisinya sebagai Dirut memang ditentukan pemegang saham Pertamina, yaitu pemerintah"Saya diangkat dan diberhentikan melalui rapat pemegang sahamSaya menyerahkan sepenuhnya pada pemegang saham," katanya.

Ari menambahkan, sebenarnya pasokan bahan bakar masih amanStok premium saat ini tercatat 16 hari, minyak tanah 50 hari, dan solar 33 hari’’Jadi, stok kita tinggi di mana-manaSekarang kita fokus amankan jalur distribusi bersama Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas),’’ tuturnya.

Selain perubahan sistem pemesanan, gangguan pasokan juga terjadi akibat para pengusaha SPBU khawatir pemerintah akan menurunkan harga BBM mulai 1 JanuariUntuk menghindari kerugian, mereka menahan diri untuk tidak memesan BBM terlalu banyak kepada Pertamina’’Pembelian juga terhambat karena bank tutup operasi pada 31 Desember,’’ katanya.

Dia menegaskan bahwa pasokan bahan bakar sudah normal sejak Selasa (6/1)Meskipun, masih ada peluang kekosongan di beberapa SPBU’’Di Surabaya ada pengaduan SPBU kosongTapi, ketika dicek, ternyata SPBU yang dilaporkan itu milik PertaminaMustahil SPBU milik Pertamina kekurangan stokJadi, saya minta setiap informasi dicek ulang,’’ ujarnya.

Terkait rencana pemerintah menurunkan harga BBM pada pertengahan bulan ini, Ari menolak berkomentarDia juga menolak menjelaskan harga BBM bersubsidi yang rasional dengan harga minyak dunia saat ini’’Kita menganut harga MOPS (Mean of Platt’s Singapore) yang di-update tiap hariCoba hitung saja sendiriHarga MOPS ditambah alpha 9 persen, ditambah PBBKB 5 persen, ditambah PPN 10 persenKetemu harganya,’’ kelitnya.

Meski demikian, Ari mengakui, saat ini terjadi anomali harga jual BBMSebab, harga jual premium lebih rendah dibandingkan dengan harga minyak mentahSedangkan harga solar, avtur, dan minyak tanah jauh di atas harga premiumHarga minyak dunia saat ini USD 53 per barel.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelumnya memberikan sinyal bahwa harga BBM akan kembali turun dalam waktu dekatPada awal dan pertengahan Desember lalu, pemerintah menurunkan harga premium bersubsidi Rp 500 per literSelain itu, pemerintah menurunkan harga solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 4.800 per liter(noe/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fundametal Ekonomi Dukung Penguatan Rupiah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler