Dirut PLN Dukung Program Bantuan Listrik Tunai

Rabu, 20 Januari 2010 – 14:50 WIB
JAKARTA - Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan mendukung usulan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI agar pemerintah mengalihkan dana subsidi untuk PLN menjadi bantuan listrik tunai (BLT)Hal tersebut mencuat saat Rapat Dengar Pendapat antara jajaran PLN dengan Komite II DPD RI yang membidangi energi ketenagalistrikan, Rabu (20/10).

Dalam rapat itu, Ketua Komite II DPD RI Bambang Susilo menyampaikan dengan pengalihan dana subsidi PLN menjadi BLT, harapannya PLN bisa lebih profesional dan tidak terus merugi serta tak ada lagi byar-pet

BACA JUGA: Komisi V Dukung Penghapusan RSS Tipe 21

Tapi dengan adanya BLT itu, masyarakat diharapkan membayar listrik kepada PLN sesuai tarif yang normal dan tidak merugikan PLN.

"Namun ini tetap perlu dianalisa baik buruknya
Sebab subsidi harus tepat sasaran

BACA JUGA: Pemerintah Siapkan 800 Unit Rumah untuk Nelayan

Namun dibandingkan subsidi langsung diberikan ke PLN, maka yang kaya pun bisa menikmati subsidi
Meski tarif listrik ada golongannya tetap menikmati subsidi

BACA JUGA: Komisi VI Usul Bentuk Panja

Namun rencana ini tetap pelu perencanaan detail," sebut Bambang Susilo.

Bambang yakin di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan, ke depan PLN tak akan terus merugi dan listrik tidak byar pet lagi"Sementara unsur DPD sudah berkomitmen akan terus memberikan dukungan secara politik," sebutnya.

Menanggapi itu, Dahlan Iskan menyebutkan jika sistem BLT itu diberlakukan, PLN akan sangat sehat karena bisa menjual listrik dengan harga normal"Kalau sudah seperti itu, maka sudah saatnya PLN mengurus perusahaan seperti perusahaan beneranSaya sangat senang jika ada BLTMendingan uang subsidi Rp49 triliun diberikan ke rakyatKemudian rakyat bayar listrik secara normal," tegasnya

Dahlan Iskan juga menyebutkan saat ini PLN dalam kondisi kesulitan keuanganUtang PLN saat ini menumpuk hingga Rp120 triliun.

Karena itu, beber dia, setiap dua hari PLN harus mencari uang Rp1 triliun"Supaya perusahaan bisa tetap jalanSuasana psikologi ini terjadi karena kami harus cari uang dan pasokan listrik bisa terjaga," pungkasnya.(eff/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 93,3 Persen Pos Tarif Dihapus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler