jpnn.com - JAKARTA – Pada awalnya Badan Urusan Logistik (Bulog) didirikan untuk mendukung berbagai industri kecil dan UMKM di pedesaan yang dulunya dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD). Karena itu, menurut Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, Bulog tidak membangun sendiri infrastruktur modern di bidang industri perberasan.
“Semua infrastruktur industri perberasan diserahkan ke KUD dengan tujuan agar KUD kuat," kata Djarot Kusumayakti, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/1).
BACA JUGA: Diguyur PMN Rp 2 Triliun, Bulog Bangun Infrastruktur Pendukung
Saat ini, lanjutnya, mulai tumbuh industri perberasan besar yang dikelola oleh swasta murni yang diperkuat dengan teknologi modern dan jaringan sampai ke petani-petani di seluruh kawasan sentra produksi beras.
“Mereka ini yang sesungguhnya jadi kompetitor Bulog dalam berebut pasokan gabah langsung dari tangan petani," tegas Djarot.
BACA JUGA: Pemerintah Berambisi Pacu Industri Pertahanan dan Senjata
Sebagai institusi bisnis, menurut Djarot, pihak swasta ini lebih lincah dalam strategi harga. Apa pun kondisi gabah petani kata Djarot, langsung mereka serap untuk diolah menjadi beras dengan standar kualitas tertentu.
“Kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena beras merupakan pangan strategis nasional. Karena itu, Negara melalui Bulog harus hadir di tengah-tengah petani sebagai penyeimbang agar beras tidak selalu diposisikan murni sebagai komoditi bisnis karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Kemenhub Bagi-bagi 1.240 Bus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seluruh Indikator Ekonomi RI Masih Terjaga
Redaktur : Tim Redaksi