Disabilitas Bisa Bikin Konten Menarik, Ini Tips dari Ahlinya

Selasa, 25 Juli 2023 – 08:24 WIB
Workshop besutan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Siberkreasi bersama Komunitas Difapedia dan UKM Peduli Difabel Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta baru-baru ini. Foto dok. Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk mengembangkan diri, baik disabilitas maupun nondisabilitas di berbagai tempat, termasuk ruang digital.

Inklusivitas di ruang digital menjadi wujud dari keberhasilan pemberdayaan bagi disabilitas untuk terus meningkatkan kompetensinya.

BACA JUGA: Pernikahan Anjing, Antara Kepekaan Sosial dan Konten Medsos

Kepala Divisi Program Siberkreasi Abdurrahman Hamas Nahdly mengatakan kesadaran itu perlu ditumbuhkan baik di kalangan disabilitas sendiri maupun bagi pemerintah dan masyarakat secara umum.

"Saya berharap workshop Literasi Digital Inklusi untuk Disabilitas bisa memberikan ilmu, baik secara teoritis maupun secara praktis, supaya teman-teman dapat belajar menggunakan marketplace di ruang digital," kata Abdurrahman Hamas.

BACA JUGA: Pesan Ganjar untuk PNS-PPPK: Jangan Sampai Mencederai Perjuangan dengan Melanggar Aturan

Hal itu disampaikannya pada sambutan di acara workshop besutan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Siberkreasi bersama Komunitas Difapedia dan UKM Peduli Difabel Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta baru-baru ini yang diikuti sekitar 100 anggota Difapedia.

Tidak hanya membahas soal pemanfaatan marketplace untuk meningkatkan kompetensi bagi disabilitas, Hamas juga menyampaikan harapannya mengenai implementasi undang-undang dan peraturan pemerintah, termasuk peraturan daerah yang berisi poin-poin inklusivitas.

BACA JUGA: Asmara Tak Biasa Dokter UI dengan Direktur RSUD, Konon Bakal Dinikahi, Ujungnya Pahit Begini

"Semoga inklusivitas bagi disabilitas bisa dijalani dengan penuh kesadaran dan sama-sama memanusiakan. Di awal-awal pelaksanaan pasti ada kekurangan, tetapi yang terpenting kebijakan pemerintah harus mengarah ke progresivitas,” tambahnya.

Pada kesempatan sama, Content Specialist Lalu Bintang Wahyu Putra menyampaikan mengenai ilmu-ilmu praktis dalam pembuatan konten bagi disabilitas.

Dia mengatakan mungkin masih banyak yang bingung soal konten mana yang harus dibuat. Anda bisa ekspos bagaimana kegiatan sehari-hari, seperti saat belajar, saat mengakses pelayanan publik, dan lain sebagainya.

"Masih jarang konten-konten seperti ini, nantinya akan menjadi mudah untuk mengenalkan soal difabel,' ujarnya.

Bisa juga membuat konten menarik soal sejauh mana aksesbilitas yang telah disediakan untuk difabel di suatu tempat, lalu disertakan rating, sambungnya.

Workshop Literasi Digital Inklusi untuk Disabilitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2023 dengan target 50 juta orang mendapatkan literasi digital hingga tahun 2024. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler