jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan dan melantik Nadiem Anwar Makarim menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Rabu (28/4).
Pelantikan ini berdasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72/P Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.
BACA JUGA: Program Mas Nadiem Ini Berhasil Menarik Puluhan Ribu Guru PNS dan Honorer
Belakangan ini, menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju itu menjadi sorotan luas. Kritik kepada Nadiem muncul menyusul kontroversi Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.
Pria kelahiran 4 Juli 1984 itu menjadi sasaran kritik secara bertubi-tubi karena dianggap sebagai sosok di balik Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meniadakan mata pelajaran Pancasila dan Bahasa Indonesia.
BACA JUGA: PBNU Memaafkan Mas Nadiem, Begini Pesan dari Kiai Said Aqil Siradj
Di tengah beragam kontroversi itu, Nadiem justru memperoleh tambahan kepercayaan setelah Presiden Jokowi menggabungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Riset dan Teknologi.
Nadiem pun mengaku bersyukur dengan statusnya sebagai Mendikbudristek.
BACA JUGA: Pertemuan Megawati dan Nadiem Dikaitkan Isu Reshuffle, Hasto PDIP Bereaksi Begini
“Alhamdulillah, saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Bapak Presiden Joko Widodo dan seluruh rakyat Indonesia untuk mengemban amanah baru dalam upaya memajukan Indonesia," kata Nadiem usai pelantikan.
Peraih gelar magister administrasi bisnis dari Harvard Business School itu menyebut riset dan teknologi adalah hal yang dekat dengannya. Oleh karena itu, Nadiem mengharapkan hal itu bisa meningkatkan inovasi di perguruan tinggi.
Dia juga mengharapkan Kemendikbudrisrek menjadi mitra dekat dalam kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Nadiem meyakini penggabungan urusan riset dan teknologi di tingkat perguruan tinggi ke Kemendikbud harus disikapi dengan semangat optimisme dalam upaya mengakselerasi karya dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Tentunya melalui penelitian dan program Kampus Merdeka serta program link and match sebagai upaya peningkatan kapasitas SDM abad 21," tuturnya.(esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad