Seorang warga Sydney bernama Hamza Cheikho menggugat suratkabar Daily Telegraph dengan tuntutan pencemaran nama baik. Ia membantah dirinya seorang ektrimis.
Hamza hadir memberikan keterangan dalam sidang yang melibatkan 4 orang juri, Selasa (22/9/2015).
BACA JUGA: JB Hi-Fi Minta Maaf Larang Pemuda Down Syndrome Masuk ke Toko
Kasus yang ia ajukan terkait dengan empat pemberitaan yang dimuat di Daily Telegraph setelah terjadinya kerusuhan di Hyde Park, Sydney, pada September 2012 lalu.
Kerusuhan bermula dari aksi demo memprotes film tentang Nabi Muhammad. Aksi itu rusuh dan 6 polisi mengalami cidera.
BACA JUGA: China Diduga Ubah Terumbu Karang Jadi Pangkalan Militer di Laut China Selatan
Bentrokan itu menyulut reaksi dari berbagai kalangan, termasuk dari Komisioner Kepolisian New South Wales Andrew Scipione yang menyesalkan adanya poster yang menyerukan "Sembelih semua yang menghina Nabi".
Hamza (22 tahun), turut hadir dalam aksi demo itu namun dia berdalih datang ke sana untuk mengekspresikan opininya.
BACA JUGA: Tergusur dari Kursi PM, Tony Abbott Tuduh Mantan Menterinya Berbohong
Pengacara dari pihak Daily Telegraph, Tom Blackburn SC, menanyakan apakah Hamza percaya bahwa orang yang menghina Islam harus disembelih.
"Tidak," jawab Hamza.
Sidang itu kemudian mendengar rekaman berita yang disiarkan ABC pada malam setelah kerusuhan. Dalam rekaman itu Hamza sempat diwawancara oleh wartawan ABC David Spicer.
Saat diwawancara, Hamza menjelaskan bahwa aksi demo bukan untuk menentang Australia atau Komisioner Kepolisian NSW, melainkan untuk memprotes pembuat film.
David Spicer: "Jadi anda percaya bahwa orang yang membuat video ini harus disembelih?"
Hamza Cheikho: "Iya."
Usai mendengar rekaman itu, Blackburn mengatakan kepada Hamza, "Beberapa saat lalu anda mengatakan tidak setuju orang yang menghina Islam harus disembelih."
Menjawab hal itu, Hamza mengatakan berita ABC "tidak sesuaid dengan konteksnya".
Dia menambahkan, bagian lain wawancaranya dengan ABC yang tidak disiarkan adalah adalah saat ia menjelaskan bahwa di bawah hukum Islam, orang yang menghina Nabi diganjar dengan hukuman mati.
Saat sidang dimulai, pengacara Hamza, Tom Molomby SC, meminta kliennya menguraikan dampak pemberitaan negatif itu terhadap dirinya.
"Saya merasa ketakutan misalnya kalau orang memandang saya mereka mungkin bisa mengenal wajah saya dari berita suratkabar," katanya.
Hamza menambahkan ia berhenti bekerja sebagai pelatih bola untuk tim junior.
Pengacara Daily Telegraph kemudian mengajukan fakta bahwa Hamza pernah hadir dalam kegiatan kelompok Hizb Ut-Tahrir yang membahas mengenai film yang diprotes itu.
Hamza mengatakan ia hadir namun mengaku tidak tahu-menahu mengenai Hizb Ut-Tahrir dan apakah ini merupakan kelompk radikal.
Sidang masih akan berlanjut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Visanya di Australia Habis, Pria Ini Meninggal di Toilet Umum