Diseleksi Ketat, 20 Mahasiswa Jadi Duta Kampanye Disabilitas

Kamis, 02 Juni 2022 – 22:55 WIB
Konferensi pers kampanye 'Say Pain!' Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Penyandang disabilitas perkembangan sering kali tidak menerima layanan medis tepat waktu.

Hal ini karena mereka kesulitan mengungkapkan gejala sakitnya.

BACA JUGA: Sarasehan Kebangsaan, Budi Muliawan: Generasi Muda Harus Adaptif Terhadap Perubahan Zaman

"Karenanya kami melakukan kampanye dengan membuat buku bergambar yang membantu penyandang disabilitas perkembangan untuk mengungkapkan penyakitnya, bekerja sama dengan pakar Korea dan Indonesia, juga mahasiswa," kata Sengho Jeon, CEO Daewoong Pharmaceutical Company Indonesia dalam konferensi pers virtual, Kamis (2/6).

Melalui kegiatan yang dikemas dalam kampanye 'Say Pain!' ini, Daewoong Pharmaceutical memproduksi buku bergambar Augmentative and Alternative Communication (AAC) yang membantu anak lamban belajar mengungkapkan gejala penyakit secara akurat kepada staf medis atau pendampingnya.

BACA JUGA: Siti Fauziah Ajak Mahasiswa Ambil Peran dalam Pembangunan Bangsa

Di Korea, buku ini didistribusikan secara gratis ke rumah sakit, klinik, dan sekolah khusus.

"Kami ingin berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas perkembangan di Indonesia," kata Sengho Jeon.

BACA JUGA: Di Forum ILC, Kemnaker Tegaskan Komitmen Indonesia Terus Ciptakan Lapangan Kerja

Kegiatan ini sebelumnya telah sukses di Korea.

Berdasarkan kasus-kasus yang berhasil di negeri ginseng itu, pihaknya akan mempublikasikan isu-isu penyandang disabilitas perkembangan di Indonesia dan mengembangkan buku bergambar AAC yang disesuaikan dengan bahasa dan budaya Indonesia.

Selain berkolaborasi dengan organisasi dan pakar terkait di Korea dan Indonesia, proyek ‘Say Pain!’ akan bekerja sama dengan mahasiswa berbagai perguruan tinggi yang tertarik dengan isu-isu sosial.

"Melalui seleksi ketat, kami memilih 20 duta mahasiswa sebagai 'Daewoong Social Impactor' angkatan ke-2 untuk menyukseskan kegiatan ini," tambah Sengho Jeon.

Mereka akan mengangkat agenda sosial untuk meningkatkan lingkungan medis penyandang disabilitas perkembangan dan mencari solusi dengan pakar lokal, selama lima bulan mulai Juni.

Seluruh Daewoong Social Impactors juga akan mendapatkan beasiswa senilai Rp 7,8 juta per orang.

"Kami butuh gerakan sosial untuk merangkul penyandang disabilitas perkembangan dan meningkatkan kualitas hidup mereka," kata psikolog Tri Puspitarini yang hadir sebagai pembicara dalam peluncuran kegiatan ini. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wahai Mahasiswa dan Pelajar, Mohon Simak Penjelasan Bea Cukai Ini ya


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler