Diserang dengan Alat Setrum, Pengunjung Pantai Berhamburan

Minggu, 04 Januari 2015 – 07:43 WIB

jpnn.com - SABANG – Pergantian malam tahun baru di Sabang,  tepatnya di di Pantai Casanemo, Kecamatan Suka Karya, Sabang, Kamis (1/1) lalu, menjadi pengalaman buruk bagi sebagian pengunjung.

Puluhan warga dilaporkan menyerang para pengunjung.  Padahal diinformasikan para pengunjung tidak melakukan kegiatan apa pun karena  sudah memasuki waktu dini hari.

BACA JUGA: Cirebon Berharap Kartu Sakti Bermanfaat

Penyerang membawa alat setrum. Beberapa pengunjung diantaranya disetrum bahkan ada yang ditunjang.

Pernyataan lugas dicurahkan oleh Cut Tya Syahara melalui akun twiternya @tyasyhr. Dia mengaku menjadi korban langsung aksi kekerasan itu. Punggungnya disetrum dan juga badannya ditunjang. Untung saja pada saat itu ada seorang lelaki pengunjung menyelamatkan dirinya.

BACA JUGA: Terlambat 1 Menit Dihitung Telat 1 Jam

Cut Tya Syahara mengatakan semua pengunjung di pantai berhamburan ketakutan. Pasalnya, kata Cut, sekelompok orang tersebut membawa alat setrum berukuran sekitar 15-20 centimeter berwarna lampu biru.

"Saya panik, juga ikut lari karena gak ngerti kenapa diserang padahal gak lakukan apapun soal perayaan tahun baru," tulisnya dalam akun twitter.

BACA JUGA: Residivis Ketagihan Curi Kambing

Dia menyatakan seorang warga menyetrum tepat di punggungnya walau saat itu dia telah meminta pengertian. Namun sang penyerang tidak memperdulikan dan tetap menyerang.  "Saya langsung lemas. Rasanya sekujur tubuh gemetar. Saya mulai tidak sadarkan diri," tulisnya lagi.

Saat itulah pihak kepolisian datang dan mengamankan lokasi. Cut Tya juga dibawa oleh petugas untuk diinterograsi. "Saya diintrogasi pihak kepolisian dan minta luka-luka saya segera divisum. Tapi mereka tidak berikan surat pengantar apapun."

Ia mengatakan sesampai di rumah sakit, setelah visum Cut Tya meminta hasil rekam medik. Namun, katanya, rumah sakit tidak bisa memberikan karena tidak ada pengantar dari kepolisian. "Rumit sekali," tulisnya lagi.

Cut sangat menyayangkan kejadian penyerangnya ini, apalagi saat itu banyak pengunjung terdiri dari orang tua dan bukan dari lokal saja. “Beberapa turis yang tadi malam berikan saya support pulang hari ini. Padahal jadwal mereka pulang sekitar 1-2 minggu lagi di Sabang,” ujarnya dalam aku twitternya.

Hal sama juga disampaikan seorang pengunjung lainnya yang mengaku saat kejadian berada di lokasi juga.

“Sebenarnya semua pertunjukan atau acara sama sekali sudah tak ada. Cuma ya ada pengunjung yang tetap berada di lokasi menghabiskan waktunya di pantai,” ujar seorang sumber kepada Rakyat Aceh (grup JPNN).  

Sumber yang tak ingin namanya disebutkanmenceritakan, awal kejadian saat beberapa warga (yang akhirnya melakukan penyerangan), meminta acara penyambutan tahun baru di lokasi tersebut dihentikan. “Memang ada negosiasi antara panitia dengan warga, tapi akhirnya memang berhenti total acaranya,” ujar sumber.

Walau pun acara telah berhenti, namun banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah tetap bertahan di lokasi. Salah seorang turis diketahui berwarga Negara Tionghoa menyalakan lampion dan melepaskannya ke langit.

“Pelepasan lampion ini lah yang kemungkinan besar menjadi pemicu. Karena sehabis itu, tiba-tiba saja puluhan orang datang dan menyerang para pengunjung. Terlihat ada yang membawa alat setrum, tapi saya tak melihat apakah ada penyetruman,” ujar sumber lagi.

Sementara itu Kadis Pariwisata Aceh Reza Pahlevi yang dikonfirmasi Rakyat Aceh enggan memberikan pernyataannya.

“Saya ada mendengar tentang kericuhan di Sabang itu. Tapi saya belum mendapat informasi lengkapnya, saya takut nanti malah mengaburkan permasalahannya,” ujar Reza yang minta maaf karena saat itu berada di rumah sakit menjaga orangtuanya yang sedang sakit.

Senada dengan Reza, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang Zulfi Purnawati yang dikonfirmasi Rakyat Aceh juga mengatakan, dia belum bisa memberikan keterangan terkait kericuhan yang terjadi di Pantai Casanemo.

"Saya telah dengar ada kericuhannya. Tapi untuk saat ini saya belum bisa memberikan keterangan, karena belum mendapat keterangan lebih lengkap dari semua pihak. Kita tunggu saja," tukas  Zulfi. (min/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bensin Eceran Masih Rp 10 Ribu per Liter


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler