Disertasi Hasto Membuktikan Pancasila Bukan Konsep Abstrak 

Kamis, 09 Juni 2022 – 19:45 WIB
Pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie bersama Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di momen sidang promosi doktoral di Gedung Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Senin (6/6). Dokumen PDIP.

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pertahanan dan militer Connie Rahakundini Bakrie menilai disertasi Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mematahkan penelitian Dino Patti Djalal di Simon Fraser University yang menyebut Pancasila konsep yang abstrak. 

Menurut dia, disertasi Hasto dengan jelas menggambarkan bahwa Pancasila itu bukan suatu konsep yang abstrak.

BACA JUGA: Prof Samsul Anggap Disertasi Hasto Membangkitkan Semangat Kepemimpinan Indonesia di Dunia

"Mematahkan disertasinya Dino Patti Djalal bahwa Pancasila itu konsep yang abstrak," kata Connie kepada wartawan, Kamis (9/6). 

Hasto berhasil meraih gelar doktor ilmu pertahanan setelah mempertahankan disertasinya “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Ketahanan Pertahanan Negara” dalam sidang Promosi Terbuka dan Sidang Yudisium Program Doktor Universitas Pertahanan RI, Senin (6/6).  

BACA JUGA: Prof Ganefri: Disertasi Hasto Sumber Literasi, Perlu Dibaca Lintas Generasi 

Connie menambahkan bahwa dari konsep Pancasila yang tidak abstrak itu, Soekarno bisa melahirkan geopolitik yang berbeda.

"Justru dari enggak abstrak itulah maka kita sangat konkret, kita bisa melahirkan geopolitik yang berbeda. Makanya, Soekarno beda banget (pemikirannya)," kata Connie.

BACA JUGA: Ide Geopolitik Soekarno, Tawaran Disertasi Hasto untuk Mas Trenggono

Alumnus Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan disertai Hasto bisa dimaknai bahwa Indonesia dalam menjalankan politik luar negeri tidak boleh biasa saja tanpa visi dan misi.

Sebab, kata Connie, Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno selalu menerapkan geopolitik secara terarah bagi kepentingan NKRI.

“Hal itu dibuktikan dengan pembebasan Irian Barat, peta jalan koridor pembangunan, pelembagaan pertahanan negara, hingga koridor kepentingan nasional dan pengaruhnya terhadap dunia meliputi proyeksi pasifik sebagai pivot (poros) dunia, Pancasila sebagai life line (garis kehidupan) dunia baru, Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok sebagai inspirasi kemerdekaan bangsa-bangsa Asia Afrika, serta tata dunia baru tanpa imperialisme dan kolonialisme," kata dia.

Connie menambahkan Indonesia harus memahami pemikiran geopolitik Soekarno yang terbukti berpengaruh pada tingginya indeks pertahanan, kemandirian pertahanan negara, dan misi perdamaian dunia. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler